Reksa Dana Diprediksi Jadi Primadona Investasi di Masa Pandemi

Editor

Rahma Tri

Selasa, 14 Juli 2020 14:15 WIB

Diawal Juni 2020, market menunjukkan adanya pertumbuhan positif, meskipun selama setahun terakhir IHSG masih minus 20.31%, namun selama sebulan terakhir, IHSG tumbuh 6.86%.

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Sucor Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengatakan, dengan kondisi pandemi saat ini, ia optimistis reksa dana akan menjadi primadona investasi. Dia meyakini, industri reksa dana masih akan terus berkembang karena tren pertumbuhan jumlah investor baru yang semakin meningkat.

"Dan bertambah meleknya masyarakat terhadap produk-produk reksa dana, terutama pada kalangan milenial," kata Jemmy dalam diskusi virtual, Selasa, 14 Juli 2020.

Meski demikian, berbagai tekanan sentimen negatif yang masih melanda pasar baik dari domestik maupun eksternal, dinilai akan menghambat pertumbuhan industri reksa dana. Menurut Jemmy, pasar modal dikenal sebagai salah satu leading economic indicator, sehingga pergerakan pasar modal cenderung akan mengikuti perubahan pandangan dan ekspektasi pada pertumbuhan ekonomi dan bisnis ke depannya.

Di sisi lain, Jemmy menambahkan, pertumbuhan NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksa dana seperti pasar uang dan pendapatan tetap masih tinggi. “Dalam kondisi pasar saat ini investor cenderung beralih ke reksa dana dengan profil risiko investasi yang konservatif,” kata Jemmy.

Ia mengakui, penurunan aktivitas ekonomi global secara signifikan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 memiliki dampak yang besar terhadap pasar modal sejak awal tahun. Pada semester
pertama 2020, ekonomi Indonesia terkontraksi akibat tertundanya investasi pada sektor riil ditambah permintaan secara domestik turun cukup drastis karena Covid-19. Pasar keuangan terkena dampaknya.

Advertising
Advertising

Jemmy melihat bahwa ekonomi secara global akan pulih secara bertahap atau membentuk U-shape dimulai pada kuartal ketiga ini. Hal ini terlihat dari mulai meningkatnya aktivitas manufaktur beberapa negara Asia serta mulai pulihnya harga minyak meskipun masih disokong oleh permintaan yang terbatas.

Adapun fundamental ekonomi Indonesia diyakini masih cukup baik dan dari sisi pasar saham Indonesia menawarkan potensi imbal hasil cukup menarik bagi investor asing. "Di mana PE (Price to Earning) ratio rata-rata saat ini cukup murah di level 12,4 per 10 Juli 2020, ditambah komitmen Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan moneter dan mata uang rupiah,” ujar Jemmy.

Berita terkait

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

13 jam lalu

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

Bendesa Adat Berawa Ketut Riana diduga memeras pengusaha yang membutuhkan rekomendasi perizinan investasi

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

15 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

IHSG menutup sesi di level 7,328.1 atau +1,12 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

1 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

2 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

2 hari lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melanjutkan pergerakan positifnya

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya