Permintaan dan Harga Batu Bara Anjlok, Ini 6 Strategi Bukit Asam

Selasa, 14 Juli 2020 11:39 WIB

Tambang batu bara di Bukit Asam. Dok. PT Bukit Asam.

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bukit Asam (Persero) Tbk. tengah beradaptasi dengan situasi bisnis batu bara di tengah Covid-19 saat ini. Sebab, pandemi telah menjatuhkan permintaan dan harga batu bara di tingkat global.

"Ini seleksi alam," kata Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie C dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 14 Juli 2020. Siapa yang bisa beradaptasi, maka bisa bertahan.

Penurunan harga misalnya, terjadi sejak tahun lalu. Pertama, indeks harga batu bara Newcastle terus mengalami penurunan sejak awal tahun lalu. Awalnya, harga batu bara ini berada di posisi US$ 99 per ton pada Januari 2019. Posisinya kemudian anjlok menjadi US$ 66 per ton.

Per Januari 2020, harga sempat naik menjadi US$ 68,5. Namun sejalan dengan datangnya Covid-19, harga kembali turun hingga US$ 52,4 per ton pada Mei 2020.

Situasi yang sama juga terjadi pada indeks harga batu bara ICI-3. Dari posisi US$ 56,1 ton pada Maret 2020 menjadi US$ 49,4 per ton. Angkanya sempat naik menjadi US$ 51,3 per ton, tapi kemudian anjlok lagi menjadi US$ 38,6 per ton.

Advertising
Advertising

Namun demikian, Bukit Asam mengakui bahwa harga ini tidak bisa mereka kendalikan. Sehingga, perusahaan fokus ke masalah internal. "Harga tidak bisa dikendalikan, yang bisa biaya. Sehingga dilakukan efisiensi segala lini," kata dia.

<!--more-->

Stretagi pertama yang dijalankan adalah efisiensi di setiap lini operasi perusahaan (cost efficiency program). Kedua, untuk mengantisipasi pandemi Covid-19, Bukti Asam menjalankan protokol kesehatan hingga membuat business continuity plan untuk mitigasi resiko.

Ketiga, terkait fluktuasi harga jual batu bara, Bukit Asam melakukan stress test dengan berbagai skenario pada parameter harga, volume penjualan, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Keempat, berhubungan dengan penjualan batu bara, Bukit Asam melakukan optimalisasi supply chain secara keseluruhan dan menjalankan program kerja. Perusahaan lalu melakukan negosiasi dengan buyer atau customer.

Kelima, karena sebagian besar pendapatan masih bergantung pada penjualan batu bara, maka Bukit Asam melakukan pengembangan bisnis baru. Beberapa bisnis baru itu antara lain melalui gasifikasi batu bara, pembangkit listrik dan coal to activated carbon.

Keenam, terkait sales dan marketing. Bukit Asam menjajaki pasar ekspor baru ke Taiwan, Brunei, dan negara lain tidak terlalu terdampak Covid-19. Kemudian, mengoptimalkan pemenuhan pasokan batu bara domestik dan penjualan ke pelanggan baru.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

11 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

11 jam lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

14 jam lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

4 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

5 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Dana Pensiun PT Bukit Asam, Kejati DKI Jakarta Kembali Tetapkan Satu Tersangka

6 hari lalu

Dugaan Korupsi Dana Pensiun PT Bukit Asam, Kejati DKI Jakarta Kembali Tetapkan Satu Tersangka

Total tersangka dugaan korupsi pengelolaan dana pensiun PT Bukit Asam yang telah ditahan oleh penyidik sebanyak enam orang.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

8 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

9 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

9 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

9 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya