Pendapatan Bisnis Pendukung Penerbangan Tergerus Akibat Pandemi

Selasa, 14 Juli 2020 05:13 WIB

Petugas memindahkan kontainer berisi makanan milik Emirates Flight Catering ke dalam pesawat. Foto: @emiratesflightcatering

TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis pendukung penerbangan turut terpukul akibat pandemi. Kegiatan penerbangan yang menurun drastis menggerus pendapatan perusahaan. Diversifikasi usaha menjadi salah satu strategi untuk bertahan.

Direktur Utama PT Aerofood Indonesia, Sis Handaya Azis, menuturkan produksi perusahaan anjlok hingga 97,41 persen selama pandemi. "Dibukanya pembatasan terbatas pada periode adaptasi new normal juga belum dirasakan dampaknya kepada jasa in-flight catering," ujar dia kepada Tempo, Senin 13 Juli 2020.

Pasalnya, pemerintah masih membatasi perjalanan dinas aparatur sipil negara serta banyak tujuan wisata yang masih belum beroperasi.

Pemesanan katering juga belum meningkat lantaran penerbangan domestik yang beroperasi didominasi penerbangan berbiaya murah yang tidak menyediakan makanan saat terbang. "Sementara penerbangan maskapai asing masih memanfaatkan double caterer dari negara asal atas pertimbangan protokol kesehatan dan keamanan," kata Sis.

Akibat penurunan permintaan, perusahaan melakukan efisiensi dengan memotong penghasilan karyawan secara berjenjang dari 10 persen hingga 50 persen. Sis menuturkan perusahaan juga tidak memperpanjang jangka waktu kerja sebagian karyawan kontrak. Efisiensi lainnya dilakukan dengan memberlakukan jeda kontrak bagi pegawai dengan perjanjian kerja. Mereka akan dipanggil kembali jika kondisi perusahaan pulih.

Advertising
Advertising

Selagi menunggu kondisi normal, Aerofood berfokus pada bisnis lainnya yaitu katering untuk industri. "Lini bisnis ini masih berjalan berdasarkan kontrak dengan pelanggan dan relatif bertumbuh sehingga merupakan sumber pendapatan perusahaan di masa pandemi," ujarnya. Meskipun begitu proporsinya tak sebesar katering untuk maskapai.

<!--more-->

Perusahaan juga mengembangkan bisnis laundry. Bisnis yang awalnnya hanya melayani pencucian linen dan selimut maskapai pelanggan kini tumbuh berkat kerja sama dengan sejumlah jaringan hotel.

Strategi yang sama juga dilakukan penyedia jasa perawatan pesawat, PT GMF AeroAsia Tbk. Perusahaan mulai mengembangkan lini bisnis non aviasi yang porsinya baru 10 persen saat ini. Direktur Utama GMF AeroAsia, I Wayan Susena menyatakan salah satu yang potensial adalah perawatan turbin pembangkit listrik. "Bisnis ini memiliki profitability yang cukup baik," ujarnya. Diversifikasi usaha juga dilakukan dengan mengembangkan pasar private dan business jet serta kargo.

Wayan mengatakan diversifikasi usaha penting lantaran industri perawatan dan perbaikan persawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO) sangat terdampak pandemi. Penerbangan domestik menurun drastis sementara konsumen dari luar negeri terganjal masuk ke Indonesia karena alasan kesehatan.

Menurut Wayan, layanan MRO yang banyak dilakukan GMF saat ini hanya perawatan prolong inspection untuk pesawat yang tidak terbang. Layanan ini diberikan agar pesawat siap digunakan untuk terbang kapanpun, terutama jika keadaan sudah kembali normal.

Sementara itu penyedia jasa navigasi penerbangan, Airnav Indonesia, mengaku tak memiliki anak usaha sebagai sumber pendapatan lain. Juru Bicara Airnav Indonesia, Yohanes Sirait, menyatakan perusahaan mengandalkan efisiensi untuk bertahan. "Selama pandemi pendapatan turun sekitar 70 persen," katanya.

<!--more-->

Yohanes menyatakan penurunan frekuensi penerbangan mulai terasa pada April setelah penetapan pembatasan sosial. Pergerakan penerbangan mulai meningkat dalam dua bulan erakhir meskipun angkanya tak sampai satu per tiga pergerakan tahun kemarin. Dia mencatat Juni 2019 terdapat 169 ribu pergerakan sementara di periode yang sama tahun ini jumlahnya hanya sekitar 51 ribu.

Selama tiga bulan terakhir perusahaan mengandalkan pendapatan dari penerbangan pesawat kargo serta kemanusiaan terutama pengangkut suplai alat kesehatan. Penerbangan lintas udara yang menyumbang 65 persen pendapatan Airnav pun turun drastis.

Yohanes mengatakan perusahaan memanfaatkan sepinya pergerakan pesawat dengan uji coba prosedur User Preferred Route (UPR). Airnav mengembangkan ruang udara rute bebas untuk meningkatkan efisiensi penerbangan. "Tugas karyawan dialihkan untuk melakukan inovasi selagi pandemi," katanya.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

19 jam lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

1 hari lalu

6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

Berikut ini enam tips yang dapat dilakukan sebelum dan saat liburan bersama anak penyandang autisme

Baca Selengkapnya

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini

1 hari lalu

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini

Sejumlah bandara di wilayah udara Sulawesi masih ditutup operasionalnya hari ini akibat sebaran abu vulkanik dari Gunung Ruang yang kembali erupsi. AirNav Indonesia mengumumkan setidaknya ada lima bandara di wilayah Sulawesi yang penutupan operasionalnya diperpanjang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

2 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Gunung Ruang Erupsi Lagi, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara Hari Ini

3 hari lalu

Gunung Ruang Erupsi Lagi, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara Hari Ini

Gunung Ruang kembali erupsi. Operasional Bandara Sam Ratulangi kembali ditutup hari ini.

Baca Selengkapnya

Kompensasi Apa yang Didapat Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Penerbangan Pesawat?

3 hari lalu

Kompensasi Apa yang Didapat Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Penerbangan Pesawat?

Penumpang memiliki hak mendapat kompensasi dari maskapai jika terjadi keterlambatan penerbangan pesawat.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

3 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

4 hari lalu

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

Tak semua maskapai penerbangan membolehkan penumpang bawa hewan peliharaan, pastikan tahu berikut sebelum beli tiket.

Baca Selengkapnya