Indonesia Naik Kelas, Ekonom Ini Sebut Jangan Bangga Dulu Sebab..

Senin, 6 Juli 2020 15:13 WIB

Suasana aktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. Sri Mulyani menilai, pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi secara global akan lebih baik dari tahun ini. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia pada pekan lalu menetapkan Indonesia naik kelas menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas per 1 Juli 2020. Status itu diberikan setelah pendapatan per kapita Indonesia meningkat menjadi US$ 4.050 pada tahun 2019 dibanding tahun sebelumnya US$ 3.840. Lalu bagaimana untung rugi Indonesia atas perubahan status ini?

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan meskipun status Indonesia mengalami peningkatan, tetapi masih berkategori negara berpendapatan menengah. “Jangan berbangga dulu,” ujarnya ketika dihubungi, Senin, 6 Juli 2020.

Bhima menjelaskan naiknya pendapatan per kapita bukan berarti secara faktual setiap penduduk memiliki US$ 4.050 dolar atau Rp 57 juta rupiah (asumsi kurs Rp 14.300 per dolar AS). Menurut dia, indikator ketimpangan Indonesia pasca reformasi terus melebar.

Data Credit Suisse tahun 2019 menunjukkan per 10 persen penduduk terkaya menguasai 74,1 persen total kekayaan nasional.

Pada sisi perdagangan internasional, Bhima beranggapan konsekuensi atas perubahan status ini adalah semakin sedikit produk Indonesia mendapatkan fasilitas keringanan tarif atau bea masuk. Hal ini membuat harga produk pengusaha menjadi lebih mahal di pasar ekspor, khususnya negara maju.

Advertising
Advertising

Lebih jauh Bhima juga menyebutkan tinggal menunggu waktu Amerika Serikat mencabut fasilitas Generalized System of Preferences atau GSP, sehingga berbagai produk yang diuntungkan dari fasilitas itu akan dicabut. Bila demikian, langkah ini akan diikuti Kanada dan Eropa. “Padahal di situasi pandemi kita memerlukan kenaikan kinerja ekspor yang lebih tinggi."

Bhima juga mengkhawatirkan imbas dari kenaikan status bakal mendorong kenaikan tarif pajak negara dalam membayar utang bunga yang sudah di atas 7 persen. Indonesia, kata dia, akan makin dianggap mampu membayar bunga yang lebih mahal. Juga, membuat negara-negara kreditur memprioritaskan negara yang penghasilannya lebih rendah dari Indonesia.

Dengan kondisi seperti itu, ia berpendapat pilihan untuk mencari sumber pembiayaan murah semakin terbatas. Seperti memperoleh pinjaman bilateral dengan bunga 0,5-1 persen, sehingga membuat pemerintah makin gencar terbitkan Surat Berharga Negara yang dijual sesuai harga pasar.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya menyebutkan bersyukur Indonesia naik kelas ke kategori negara dengan pendapatan menengah atas dari sebelumnya menengah bawah, sebagaimana laporan Bank Dunia pada 1 Juli 2020. Hasil laporan ini membuat Jokowi optimistis keluar dari middle income trap.

"Apakah kita punya peluang untuk keluar dari middle income trap? Saya jawab tegas, kita punya potensi besar, kita punya peluang besar untuk melewati middle income trap, kita punya peluang besar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi," ujar Jokowi dalam acara pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia 2020 via daring, Sabtu, 4 Juli 2020.

Laporan Bank Dunia per 1 Juli 2020 menyatakan status Indonesia naik dari lower-middle income country menjadi upper-middle income country. Kenaikan status ini lantaran gross national income per kapita Indonesia tercatat naik menjadi US$ 4.050 pada 2019 dari US$ 3.840 di tahun sebelumnya.

MUHAMMAD BAQIR | RR ARIYANI

Berita terkait

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

1 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

1 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

1 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

2 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

4 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

5 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

5 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

6 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

9 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

11 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya