Kalung Eucalyptus Kementan Segera Diproduksi Massal

Senin, 6 Juli 2020 14:56 WIB

Kalung anti virus buatan Kementerian Pertanian. pertanian.go.id

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian menjelaskan bahwa inovasi kalung dan produk lainnya yang berbahan dasar daun eucalyptus atau Kalung Eucalyptus diklaim berpotensi dapat membunuh virus Corona atau Covid-19. Produk tersebut ditargetkan siap diproduksi secara massal dalam waktu dekat.

"Produksi untuk inhaler dan roll on akan siap akhir bulan Juli, sementara kalung pada bulan Agustus. Produk ini belum melalui uji klinis, karena Uji klinis harus dilakukan oleh Tim Dokter, dimana untuk kasus uji klinis harus diketuai oleh Dokter spesialis Paru,” Kepala Badan Litbang Pertanian Kementan, Fadjry Djufry, saat konferensi pers secara daring, Senin 6 Juli 2020.

Adapun produk yang akan diproduksi dalam berbagai bentuk seperti inhaler, roll on, balsem, diffuser, dan juga kalung yang berbahan dari daun ecalyptus. Dalam proses produksinya, Kementan pun menggandeng PT Eagle Indo Pharma guna pengembangan serta produksi.

Fadjry menjelaskan, bahwa produk turunan eucalyptus sudah digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk gangguan saluran pernafasan, karena punya kemampuan sebagai pelega saluran pernafasan, pengencer dahak, pereda nyeri, pencegah mual, anti inflamasi dan efek menenangkan.

Pihaknya pun telah melakukan uji coba, kepada 16 pasien positif. Pihaknya hanya mencatat testimoni mereka, tetapi tidak melakukan pengujian terhadap kondisi kesehatannya. Testimoni diantaranya, yakni melegakan pernapasan, menghilangkan pusing, mual dan nyeri lainnya, perasaan lebih nyaman dan tenang.

Namun untuk produk-produk tersebut menjadi antivirus virus Corona, kata Fadjry masih diperlukan penelitian lebih lanjut agar terbukti secara klinis. "Kami tidak mengklaim bahwa kalung ini dapat berfungsi sebagai anti covid-19, tetapi memang memiliki potensi untuk seperti itu dan masih diperlukan penelitian uji klinis yang membutuhkan waktu setidaknya 18 bulan," ucapnya.

Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Herawati Sudoyo sebelumnya mengatakan kalung ciptaan Kementerian Pertanian yang diklaim antivirus influenza hingga Corona atau Kalung Antivirus Kementan dapat menimbulkan disinformasi di masyarakat. Musababnya, kalung berbahan atsiri alias eucalyptus ini adalah kalung herbal yang fungsinya bukan membunuh virus.

“Klaim seperti antivirus seharusnya tidak dibuat karena akan menyebabkan persepsi yang salah bahwa tanaman herbal dapat membunuh virus,” kata Herawati kepada Tempo, Ahad, 5 Juli 2020.

Herawati menjelaskan, satu senyawa aktif yang terdapat dalam eucalyptol hanya mungkin berperan sebagai penghambat replikasi virus. Namun, eksperimen in silico yang hasilnya keluar pada Maret lalu ini hanya bersifat modeling dan belum pernah dipelajari lebih lanjut.

Di samping itu, kata Herawati, obat ampuh maupun vaksin untuk jenis virus yang menyebabkan Covid-19, yakni Sars Cov-2, hingga kini belum ditemukan oleh ilmuwan dunia. “Kita juga tahu bahwa perlu waktu untuk dapat mencari senyawa aktif kandungan eucalyptus yang dengan uji biakan virus memperlihatkan bahwa virus tidak bereplikasi,” tuturnya.

Advertising
Advertising

Dengan begitu, menurut dia, temuan Kementerian Pertanian belum dapat dibuktikan ampuh terhadap Covid-19. Ihwal keterlibatan Eijkman, ia memastikan bahwa lembaganya tidak turut dalam proses penemuan kalung itu.

FRANCISCA CHRISTY

Berita terkait

Nurul Ghufron Seret Alexander Marwata, Yudi Purnomo: Harus Didalami

8 jam lalu

Nurul Ghufron Seret Alexander Marwata, Yudi Purnomo: Harus Didalami

Yudi Purnomo menilai sidang etik terhadap Nurul Ghufron bisa membuka fakta baru soal apakah Alexander Marwata terlibat atau tidak.

Baca Selengkapnya

Sidang Etik Nurul Ghufron 14 Mei, Dewas KPK Pastikan Tak Akan Ditunda Lagi

9 jam lalu

Sidang Etik Nurul Ghufron 14 Mei, Dewas KPK Pastikan Tak Akan Ditunda Lagi

Dewas KPK memastikan tak akan menunda lagi sidang etik terhadap Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

1 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

2 hari lalu

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Revisi Permentan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi secara akurat dan tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

2 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

2 hari lalu

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

Saat ini yang perlu dilakukan adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani maupun di tingkat peternak.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya