Prediksi Kadin, RI Bisa Alami Resesi Ekonomi Jika ...

Kamis, 2 Juli 2020 15:23 WIB

Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (tengah), menghadiri rapat yang digelar oleh Kadin di Jakarta Selatan, Selasa, 17 Maret 2020. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri alias Kadin Indonesia memperkirakan Indonesia bisa masuk ke fase resesi ekonomi apabila tidak ada peningkatan dalam kebijakan pemulihan ekonomi.

"Hemat kami, apabila tidak terjadi peningkatan ketepatan, kecepatan, dan keterpaduan dalam kebijakan pemulihan ekonomi, bisa dipastikan kontraksi ekonomi di kuartal III 2020 akan terjadi lagi (prospek terjadinya resesi ekonomi)," ujar Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani dalam keterangan tertulis, Kamis, 2 Juli 2020.

Perkiraan tersebut menyusul prediksi Kadin bahwa akan terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi antara -4 persen sampai -6 persen di kuartal II 2020. Rosan mengatakan Kadin telah memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tiga bulan pertama 2020 tidak akan setinggi yang diduga. Terbukti pertumbuhan pada triwulan I 2020 hanya 2,96 persen.

"Bahkan beberapa faktor yang memperlambat pertumbuhan di kuartal I semakin nyata dialami dunia usaha ataupun sektor riil di kuartal II 2020," tutur Rosan.

Kadin mengingatkan bahwa risiko terjadinya kelumpuhan permanen di beberapa unsur dalam dunia usaha tidak bisa diremehkan. Kelumpuhan bisa terjadi apabila pemulihan daya beli dan daya produksi tidak dilakukan secara inklusif, cepat, dan masif.

Selain itu, Rosan mengatakan Peraturan Pemerintah 23 Tahun 2020 perlu dikaji ulang. Mengingat tidak terimplementasikannya hal tersebut lantaran beberapa alasan, termasuk belum adanya unsur penjaminan yang berkenan terhadap sistem perbankan untuk dilakukannya program restrukturisasi terhadap banyak debitur UMKM, BUMN, dan lainnya.

"Kemampuan beradaptasi Indonesia menjadi kunci Pasca Covid-19 ini, Indonesia seharusnya tidak hanya menyadari keterbatasan tersebut, namun juga bagaimana bisa unggul dalam memajukan demokrasi dan ekonomi yang membawa kesejahteraan untuk masyarakat," tutur Rosan. Ia mengatakan ke depannya, Indonesia tidak hanya butuh kekuatan, namun kapasitas adaptasi ataupun agilitas.

Sebelumnya, Rosan kontraksi pada triwulan II 2020 mengatakan hal ini terjadi lantaran proses stimulasi penanganan Covid-19 masih sangat lambat. “Penyerapan diberbagai bidang, seperti kesehatan baru 1,54 persen, perlindungan sosial di 28,63 persen, insentif usaha 6,8 persen, UMKM 0,06 persen, korporasi 0 persen dan sektoral pada 3,65 persen, ini akan membuat tekanan terhadap pemulihan kesehatan, jejaring pengamanan sosial dan perekonomian menjadi lebih berat," ujarnya.

Lemahnya implementasi stimulus tersebut, menurut Rosan, akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III kembali kontraksi di level pertumbuhan negatif sehingga secara teknikal Indonesia masuk dalam fase resesi ekonomi.

Dari sisi perdagangan, Rosan menyoroti surplus yang tercapai di April dan Mei 2020 disebabkan adanya penurunan impor yang lebih tinggi dibandingkan penurunan ekspor. Mengingat golongan bahan baku atau penolong yang cukup besar, sekitar 70 persen dari total impor sampai akhir Mei tahun ini, diperkirakan produksi dalam negeri untuk kepentingan konsumsi domestik dan ekspor akan terus terdampak untuk beberapa waktu ke depan.

Sementara itu, dari sisi investasi, penurunan realisasi penanaman modal asing diperkirakan lebih menurun di kuartal II, 2020. Sedangkan momentum kenaikan realisasi investasi dalam negeri belum bisa diharapkan mengingat rendahnya pertumbuhan kredit, yaitu hanya 2,68 persen per Mei 2020.

Lebih lanjut Rosan menyampaikan ketidakpastian dari Covid-19 bukan hanya mempengaruhi arus perdagangan dan investasi, namun juga terhadap penurunan daya beli ataupun konsumsi dalam negeri di kuartal II, 2020. Hal tersebut terlihat dari penurunan indeks penjualan riil sebesar -16,9 persen di April YoY & -22,9 persen di Mei YoY, dan penurunan indeks keyakinan konsumen sebesar -33,8 persen di April YoY & -39,3 persen di Mei YoY.

"Selain faktor di atas, pengalokasian ulang beberapa item termasuk investasi jangka panjang dari postur anggaran untuk kepentingan pemulihan ekonomi di kuartal II dan masih belum terjadinya penggelontoran untuk pemulihan ekonomi secara optimal diperkirakan akan memperkuat antisipasi kami terkait terjadinya kontraksi ekonomi sekitar -4 persen sampai -6 persen di kuartal II 2020," ujar Rosan.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

1 jam lalu

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

13 jam lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

18 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

2 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

2 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

3 hari lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

3 hari lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

3 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

4 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya