Cerita Politikus Ini Soal Pertamina jadi Tukang Jahit Pemerintah

Rabu, 1 Juli 2020 18:28 WIB

Pekerja mengoprasikan pipa di kilang Pertamina pengolahan unit VII Kasim, Sorong, Papua Barat, 3 Juni 2013. Kilang ini dibangun diatas areal seluas kurang lebih 80 HA. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Energi DPR asal Fraksi Partai Gerindra Kardaya Warnika memuji komitmen PT Pertamina (persero) yang menyediakan 40 persen dana sendiri untuk pembangunan sejumlah proyek kilang senilai US$ 48 miliar. Menurut dia, ini adalah kali pertama Pertamina mendanai sendiri pembangunan kilang.

"Sejak Indonesia merdeka, dana untuk membangun kilang semua dari pemerintah," kata Kardaya dalam rapat bersama Pertamina di Jakarta, Rabu, 1 Juli 2020.

Sampai hari ini, ada sejumlah proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR) yang digarap Pertamina. Mulai dari RDMP Plaju di Sumatera Selatan, RDMP Dumai di Riau, RDMP Balongan di Jawa Barat, RDMP Cilacap di Jawa Tengah, dan RDMP Balikpapapn di Kalimantan Timur.

Adapun Kardaya bukan orang baru di bidang energi. Sejak 1978, ia sudah menjadi asisten eksploitasi Pertamina. Tahun 2005, Ia menjadi Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas). Lalu pada 2011, menjadi Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM.

Kardaya melanjutkan bahwa selama ini pemerintah yang mencari dana pembangunan kilang, kemudian Pertamina diminta mencari kontraktor untuk menggarapnya. "Sehingga jokes-nya: Pertamina itu tukang jahit, mesin jahitnya punya pemerintah," kata Kardaya.

Advertising
Advertising

Meski demikian, saat ini masih ada sisa 60 persen pembiayaan yang harus dicari Pertamina. Sumbernya ditargetkan berasal dari berbagai instrumen, seperti kemitraan strategis, bond, sampai commercial loan.

Hanya saja, Kardaya meminta Pertamina tidak terlalu berharap dengan investasi asing. Sebab, pengalaman bertahun-tahun membuktikan kemitraan dengan perusahaan migas asing sulit terealisasi. Kalaupun ada, mentok di tengah jalan. "Survei membuktikan," kata Kardaya.

Situasi itu sebenarnya terus terjadi sampai hari ini. Beberapa waktu lalu, rencana kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco di Kilang Cilacap akhirnya putus dan tak berlanjut. Penyebabnya adalah perbedaan pendapat soal valuasi aset Pertamina yang begitu besar.

Untuk itu, Kardaya menilai dukungan dana dari pemerintah tetap dibutuhkan. Ia pun meminta Pertamina berterus terang saja kepada pemerintah soal kemampuan mereka. Sebab, pembangunan kilang merupakan aspek ketahanan energi yang harus diurus terdepan oleh pemerintah.

Kardaya juga membandingkan anggaran US$ 48 miliar untuk ketahanan energi ini, dengan berbagai proyek infrastruktur Presiden Joko Widodo atau Jokowi. "Ini (kilang) tentu gak kalah penting untuk diutamakan," kata dia.

Jika hanya menunggu Pertamina, Kardaya khawatir berbagai proyek ini tidak berjalan baik. Sehingga, lebih baik 60 persen sisa pembiayaan bisa disediakan pemerintah dengan berbagai cara. "Udah biasa kok kita pinjam, kita ahli dalam minjem," ujar Kardaya.

Berita terkait

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

1 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

1 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

2 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

3 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

5 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

5 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

6 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

7 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

10 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

12 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya