Sri Mulyani Sebut Pencairan Bansos Tak Bisa Langsung 100 Persen

Rabu, 1 Juli 2020 07:44 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 29 Juni 2020. Rapat kerja tersebut beragenda mendengarkan penjelasan tentang PMK No. 70/PMK.05/2020 tentang penempatan uang negara pada bank umum dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pencairan bantuan sosial alias bansos untuk masyarakat terdampak Covid-19 sudah ditangani Kementerian Sosial. 10 juta keluarga untuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan 20 juta untuk Kartu Sembako.

Pencairan dilakukan bertahap setiap bulan, sampai Desember 2020. "Jadi sebetulnya kalau pencairan nggak akan 100 persen sekarang ini," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa, 30 Juni 2020.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah meluapkan kekesalannya kepada para menteri dalam sidang kabinet tertutup 18 Juni 2020. Sepuluh hari kemudian, 28 Juni 2020, Istana memutuskan untuk mempublikasikan video itu ke publik.

Dalam sidang, Jokowi meminta bansos segera dikeluarkan karena sudah ditunggu masyarakat. Jika ada masalah, kata dia. segera lakukan tindakan-tindakan di lapangan. "Meskipun sudah lumayan, tapi baru lumayan. Ini ekstraordinary, harusnya 100 persen," kata Jokowi.

Tak hanya bansos dalam PKH dan Kartu Sembako, Sri Mulyani menyebut diskon listrik pun sudah dinikmati 20 juta lebih masyarakat langsung setiap bulan. Gratis listrik untuk pelanggan 450 VA dan diskon 50 persen untuk 900 VA.

Advertising
Advertising

Secara lengkap, Sri Mulyani telah menganggarkan alokasi perlindungan sosial sebesar Rp 203,9 triliun. Rinciannya yaitu Rp 37,4 triliun untuk PKH, Rp 43,6 triliun untuk Kartu Sembako, Rp 6,8 triliun untuk bansos Jabodetabek.

Selanjutnya Rp 32,4 triliun untuk bansos non-Jabodetabek, Rp 20 triliun untuk Kartu Prakerja, Rp 6,9 triliun untuk diskon listrik, Rp 25 triliun untuk logistik, pangan, atau sembako. Terakhir, Rp 31,8 triliun untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa.

Tapi secara keseluruhan, Sri Mulyani membenarkan belum tersalurkan 100 persen. Contohnya bansos Jabodetabek. "Saat ini sedang dilakukan percepatan dari sisi pendataan dan pembayaran manfaatnya," kata dia.

Lalu ada juga program Kartu Prakerja. Saat ini, pembukaan gelombang baru masih disetop sementara. Sebab, ada beberapa temuan perbaikan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sri Mulyani menyebut masih ada evaluasi terhadap mekanisme program karena banyak feedback. Maka otomatis, insentif Rp 20 triliun yang sudah disiapkan Sri Mulyani, belum dinikmati oleh seluruh pencari kerja yang terdampak Covid-19.

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

1 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

4 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

8 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

8 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

10 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

21 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

21 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

23 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

1 hari lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya