Unilever Indonesia, Polemik LGBTQI, dan Wacana Boikot Produk

Reporter

Bisnis.com

Senin, 29 Juni 2020 09:48 WIB

Logo Unilever. REUTERS/Philippe Wojaze

TEMPO.CO, Jakarta -Beberapa hari terakhir, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menjadi perbincangan warganet perihal keputusan induk usaha, Unilever Global, mendukung komunitas Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer, and Intersex (LGBTQI+).

Bahkan, Unilever Global mengubah logo perusahaan besar tersebut mengikuti identitas warna kebanggaan komunitas tersebut.

Dianggap tak sesuai dengan norma yang berlaku di Indonesia, berbondong-bondong warganet meninggalkan komentar kekecewaan di laman media sosial milik Unilever Indonesia.

Melalui keterangan resminya, Governance and Corporate Affairs Director Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso menekankan perseroan beroperasi di lebih dari 180 negara dengan budaya yang berbeda. Secara global dan di Indonesia, Unilever percaya pada keberagaman dan lingkungan yang inklusif.

“Kami telah berada di Indonesia selama 86 tahun, dan kami selalu menghormati dan memahami budaya, norma dan nilai-nilai setempat. Oleh karena itu, kami akan selalu bertindak dan menyampaikan pesan-pesan yang sesuai dengan budaya, norma dan nilai-nilai yang berlaku di Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis, 27 Juni 2020.

Media Relations Manager Unilever Indonesia Adisty Nilasari mengungkap bahwa pernyataan mendukung komunitas LGBTQI+ memang datang dari induk usaha global. Sepanjang berdirinya Unilever Indonesia, tidak pernah sekalipun perseroan mempromosikan polemik norma tersebut ke permukaan.

"Di tempat kami beroperasi itu beda-beda value yang diangkat. Kalau di Indonesia inklusifitasnya yang banyak kita gaungkan yakni tentang women empowerment, bagaimana akses untuk difabel, bagaimana kita di tempat kerja memberikan inklusivitas tidak membedakan gender, agama, ras, golongan,” ujar Adisty kepada Bisnis, Minggu, 28 Juni 2020.

Melalui pernyataan tersebut, Adisty menerangkan bahwa Unilever Indonesia menghormati keberagaman yang ada terutama melalui pesan positif dari program berkelanjutan yang dijalankan perseroan.

Terkait wacana pemboikotan produk, dia mengakui pihaknya memonitor media sosial secara berkala dan mengetahui adanya pembicaraan tersebut. Untuk selanjutnya, perseroan akan merilis keterangan lebih lanjut mengenai hal tersebut.

Di lantai bursa, hal ini jelas menjadi momok tersendiri bagi perseroan mengingat emiten tersebut adalah salah satu anggota konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

Hingga Jumat lalu, saham UNVR bergerak stagnan di level Rp7.900, sama seperti harga penutupan sehari sebelumnya.

Analis Ciptadana Sekuritas Muhammad Fariz mengatakan bahwa sentimen negatif tersebut hanya bersifat sementara. Baginya, hampir semua perusahaan multinasional saat ini mendukung komunitas LGBTQI+ dengan alasan keberagaman dan kesetaraan kesempatan dalam hal bekerja.

“Kalo menurut saya, pressure dari stock price-nya lebih karena outflow asing juga. Dan ujung-ujungnya ke depan share price-nya akan dihargai sesuai dengan pertumbuhan labanya, dana kestabilan perusahaan, untuk melewati segala tantangan khususnya di saat pandemi seperti ini,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu.

Senada, analis BNI Sekuritas William Siregar mengatakan momentum penurunan harga saham UNVR dalam jangka pendek dapat dimanfaatkan investor untuk akumulasi beli.

“Kami tetap percaya UNVR masih akan diuntungkan dari kondisi pandemi saat ini, dimana produk higenitas masih akan diperlukan dan trennya masih menarik di tahun 2020 ini,” katanya Jumat (26/6/2020).

Terakhir, dalam jangka pendek, dia berpendapat bahwa pergerakan saham UNVR kemungkinan akan sangat dipengaruhi oleh kampanye boikot yang cukup besar.

Namun, dalam jangka panjang, dia percaya Unilever mampu meningkatkan kapasitas pertumbuhan pendapatannya melalui rangkaian produk yang banyak diminati masyarakat.

BISNIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

1 hari lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

4 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

10 hari lalu

Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap menyatakan kinerja perusahaan tersebut saat ini membaik. Sempat diterpa boikot, diduga terkait Israel

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

10 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

10 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

10 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

11 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

11 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kronologi McDonald's Dukung Tentara Israel, Diboikot sampai Rugi dan Diakuisisi

30 hari lalu

Kronologi McDonald's Dukung Tentara Israel, Diboikot sampai Rugi dan Diakuisisi

McDonald's membeli Alonyai, pewaralaba yang mengelola 225 restoran makanan cepat saji itu di Israel, setelah jadi biang boikot di seluruh dunia

Baca Selengkapnya

Di Tengah Seruan Boikot, McDonald's Umumkan Akuisisi Waralaba di Israel

30 hari lalu

Di Tengah Seruan Boikot, McDonald's Umumkan Akuisisi Waralaba di Israel

McDonald's menjadi sasaran seruan boikot setelah restoran waralaba di Israel tersebut menawarkan ribuan makanan gratis kepada tentara Israel.

Baca Selengkapnya