IMF Proyeksi Ekonomi Global Tahun Ini Tumbuh Minus 4,9 Persen

Kamis, 25 Juni 2020 10:26 WIB

Logo IMF. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Dana Moneter Internasional atau IMF memproyeksikan perekonomian global bakal terkontraksi atau tumbuh minus 4,9 persen pada tahun 2020 atau 1,9 poin persen di bawah perkiraan sebelumnya pada bulan April. Pemulihan yang lambat baru akan dimulai tahun 2021 dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen.

Direktur Departemen Riset IMF Gita Gopinath mengungkapkan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global ini di dorong oleh ketidakpastian yang tinggi seputar penyebaran virus dan upaya pemulihan perekonomian. “Kabar baik mengenai vaksin dan perawatan Covid-19 serta dukungan kebijakan tambahan dapat mengarah pada dimulainya kembali kegiatan ekonomi yang lebih cepat,” ucapnya seperti dikutip dari laporan World Economic Forum bulan Juni 2020, Kamis, 25 Juni 2020.

Meski begitu, IMF juga mewaspadai ada gelombang infeksi lanjutan yang dapat membalikkan peningkatan mobilitas dan pengeluaran, dan dengan cepat memperketat kondisi keuangan serta memicu kesulitan utang.

Krisis perekonomian global yang belum pernah terjadi sebelumnya ini pun menghambat prospek pemulihan untuk ekonomi yang bergantung pada ekspor dan membahayakan prospek konvergensi pendapatan antara negara berkembang dan maju.

Lebih jauh IMF menyebutkan upaya pemulihan perekonomian dari jurang resesi saat ini adalah yang terburuk sejak the Great Depression. Pasalnya upaya pemulihan ekonomipenuh ketidakpastian akibat minimnya solusi medis untuk menekan penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Advertising
Advertising

Dalam laporan World Economic Forum bulan Juni 2020 itu dipaparkan dalam periode yang disebut sebagai Great Lockdown ini, IMF memproyeksikan resesi yang lebih dalam pada tahun 2020 dan pemulihan yang lebih lambat pada tahun 2021.

IMF memproyeksikan kontraksi pertumbuhan ekonomi di negara maju dapat mencapai 8 persen, sedangkan di negara berkembang dan emerging markets mencapai 3 persen. Adapun lebih dari 95 persen negara diproyeksikan memiliki pertumbuhan pendapatan per kapita negatif pada tahun 2020.

Ketika negara-negara kembali membuka perekonomian, peningkatan perekonomian berjalan tidak merata. Di satu sisi, IMF memperkirakan ada lonjakan pengeluaran di beberapa sektor seperti ritel.

Di sisi lain, sektor layanan seperti perhotelan, perjalanan, dan pariwisata masih akan tertekan. Negara-negara yang sangat bergantung pada sektor-sektor tersebut kemungkinan akan sangat terpengaruh untuk jangka waktu yang lama.

Sementara itu, pasar tenaga kerja sangat terpukul pandemi ini, khususnya bagi pekerja berpenghasilan rendah dan semi-terampil yang tidak memiliki alternatif pekerjaan. Dengan kegiatan di sektor padat karya seperti pariwisata dan perhotelan diperkirakan akan tertekan, pemulihan penuh di pasar tenaga kerja mungkin memakan waktu cukup lama, memperburuk ketimpangan pendapatan dan mendorong tingkat kemiskinan.

BISNIS

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

6 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

9 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

14 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

16 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

31 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

Muhadjir Effendy menyebut program perlinsos ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

31 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

Tak hanya Muhadjir, tiga menteri lain juga turut memberikan keterangan terkait bansos di sidang sengketa pilpres hari ini.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

41 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

Bantuan Jepang ini, diharapkan bisa menaikkan pendapatan petani berskala kecil dan mengentaskan kemiskinan di Provinsi Gorontalo

Baca Selengkapnya

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

58 hari lalu

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya