Ketika Sri Mulyani Bertemu Anggota DPR yang Disebut Dosen Killer

Reporter

Caesar Akbar

Rabu, 24 Juni 2020 06:36 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) mengacungkan jempolnya saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 19 Februari 2020. DPR menyetujui Menteri Keuangan mengenakan cukai terhadap produk plastik yang meliputi kantong plastik hingga minuman berpemanis dalam kemasan plastik atau kemasan kecil (sachet). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut anggota komisi keuangan Dewan Perwakilan Rakyat asal Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dolfie Ofp selayaknya dosen killer di universitas.

Kelakar Sri Mulyani tersebut dilontarkan lantaran sejumlah pertanyaan yang diluncurkan legislator dari daerah pemilihan Jawa Tengah IV itu dinilai bagus. "Kalau di Universitas itu Pak Dolphie itu dosen killer, karena teliti banget dan bagus pertanyaannya," ujar Sri Mulyani dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Selasa, 23 Juni 2020.

Pernyataan tersebut juga disampaikan setelah Dolfie meminta bahan presentasi mengenai indikator, output, hingga outcome dari program-program yang diusulkan Kementerian Keuangan pada 2021. "Minta izin membaca indikator yang sedang di-print, outcome, output dan indikatornya, kita serap sebentar," tutur Dolfie, alumnus Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung angkatan 1988 itu.

Setelah mendapatkan julukan 'dosen killer' dari Sri Mulyani, Dolfie pun menjelaskan bahwa permintaannya untuk melihat indikator program Kementerian Keuangan tersebut adalah lantaran ada hal yang menarik perhatiannya. "Tadi kami lihat ada suku bunga yield mau diturunkan, itu menarik bagi kami untuk menilai kinerja Kementerian Keuangan."

Bukan hanya itu, komentar Dolfie yang disepakati oleh Sri Mulyani salah satunya juga terkait dengan visi dan misi Kementerian Keuangan. Dolfie mempertanyakan poin pada visi mengenai peningkatan kualitas Indonesia dalam ruang lingkup peningkatan produktivitas dan daya saing.

"Di Kementerian Keuangan kan ada LPDP yang mengelola dana cukup besar untuk peningkatan kualitas masyarakat, kenapa enggak dimasukkan menjadi pernyataan misi Kementerian Keuangan dalam mengamankan visi dan misi presiden?" ujar pria kelahiran Kijang, 52 tahun silam itu.

Atas komentar tersebut, Sri Mulyani mengatakan bakal meninjau kembali visi dan misi tersebut. "Itu saya setuju Pak Dolfie, saya rasa yang disampaikan bagus sekali mengenai visi misi presiden dan di dalam kemenkeu sendiri kami akan lihat, dan kalau kaitannya dengan Bappenas nanti kami akan sampaikan," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Dolfie juga melontarkan pertanyaan dan pernyataan mengenai pagu indikatif Kementerian Keuangan. Di samping itu, ia meminta Sri Mulyani untuk menginstruksikan para pimpinan Badan Layanan Umum agar memberikan penjelasan langsung kepada anggota dewan mengenai anggaran yang diperoleh pada 2021.

Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat menyepakati usulan pagu indikatif yang diajukan Kementerian Keuangan dalam pembicaraan pendahuluan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2021.

Besaran pagu indikatif tersebut adalah Rp 42.369.024.189.000. "Komisi XI DPR RI menyetujui pagu indikatif Kementerian Keuangan," kata Ketua Komisi Keuangan DPR Dito Ganinduto membacakan kesimpulan rapat DPR bersama Kementerian Keuangan, Selasa, 23 Juni 2020.

Dito mengatakan jumlah total pagu indikatif tersebut terdiri atas antara lain program pengelolaan penerimaan negara Rp 1,94 triliun. Selain itu, pengelolaan belanja negara Rp 34,67 miliar, pengelolaan perbendaharaan kekayaan negara dan risiko Rp 248,62 miliar, kebijakan fiskal Rp 60,05 miliar, serta dukungan manajemen Rp 40,08 triliun.

Berdasarkan sumber dana, pagu indikatif Kementerian Keuangan TA 2021 meliputi rupiah murni sebesar Rp 33,86 triliun dan Badan Layanan Umum (BLU) Rp 8,51 triliun.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

9 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

23 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

2 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

2 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya