Prajurit TNI AD (kanan) berjaga menjelang pelaksanaan aktivitas new normal di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Rabu, 27 Mei 2020. ANTARA
TEMPO.CO, Jakarta - Penumpang angkutan moda raya terpadu atau MRT meningkat perlahan selama masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, selama Juni ini, penumpang MRT tercatat naik berkisar 17-18 persen.
"Kami berharap akan kembali naik 30 persen pada bulan depan," tuturnya dalam diskusi virtual, Jumat, 19 Juni 2020.
William menjelaskan, penjualan tiket selama pagebluk melanda memang menurun cukup tajam. Saat Pemerintah Pronvinsi DKI Jakarta memberlakukan pembatasan pergerakan manusia melalui PSBB, total penumpang MRT hanya menyentuh 3 persen.
Padahal, rata-rata penumpang per hari pada masa normal atau sebelum pandemi bisa mencapai 100 ribu orang. William memungkinkan pada masa mendatang, perusahaan akan sulit mengembalikan jumlah pergerakan penumpang menjadi 100 persen.
Musababnya, kata dia, pemerintah masih terus memberlakukan pembatasan kapasitas angkut untuk menekan persebaran Covid-19. "Jadi maksimum hanya 60 persen. Tidak mungkin 100 persen dengan physical distancing," ucapnya.
Meski demikian, pada masa normal baru, William menjamin MRT tetap akan menjaga protokol kesehatan seperti yang diatur oleh pemerintah. Bahkan, kata dia, perseroan telah memiliki program bernama Bangkit yang merupakan singkatan dari bersih, aman, nyaman, go green, kolaborasi, inovasi, dan tata kelola yang baik.
Sementara itu dari sisi pengembangan bisnis, MRT akan mencoba beradaptasi untuk tidak menggantungkan pendapatan dari sisi tiket. "Kami kenalkan business beyond normal. Ini menyadarkan kami mengembangkan aspek digital co-working untuk melengkapi pemasukan non-tiket," tutur William.