Diskon Harga Rokok Diduga Dapat Rugikan Negara Rp 2,6 Triliun

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Kamis, 18 Juni 2020 16:58 WIB

Rokok kretek seharga Rp 3.000,- per bungkus dijual di pinggiran Jalan Astanaanyar, Bandung, Selasa (19/5). Rokok ini diambil langsung dari industri rokok rumahan di Jawa Tengah. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti kebijakan publik Emerson Yuntho mengungkapkan bahwa masih banyak rokok yang dijual di bawah Harga Jual Eceran (HJE), sehingga tak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 152 tahun 2019 tentang penyesuaian tarif cukai rokok. Akibat maraknya diskon harga rokok itu, kata dia, negara berpotensi mengalami kekurangan pendapatan.

"Dalam catatan kita, simulasi sederhana kita, ada Rp 2,6 triliun potensi kehilangan penerimaan PPh Badan akibat diskon rokok," kata dia saat diskusi virtual, Kamis 18 Juni 2020.

Emerson mengatakan, perkiraan tersebut didasarkan pada data dari kajian Indef pada 2019, yang menyatakan potensi hilangnya PPh Badan dari kebijakan diskon rokok senilai Rp 1,73 triliun, ditambah kenaikan rerata HJE segmen SKM dan SPM sebesar 52,1 persen.

Adapun dalam PMK yang berlaku sejak Januari 2020 tersebut, rata-rata kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) tahun 2020 sebesar 21,55 persen. Secara rerata, tarif CHT Sigaret Kretek Mesin (SKM) naik sebesar 23,29 persen, Sigaret Putih Mesin (SPM) naik 29,95 persen, dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) atau Sigaret Putih Tangan naik 12,84 persen.

Dengan harga rokok yang relatif murah, kata Emerson, menyebabkan masyarakat lebih mudah untuk membelinya. Hal itu bertolak belakang dengan asensi pengenaan cukai adalah sebagai upaya mengendalikan ketergantungan konsumsi rokok.

"Kenaikan ini menjadi ambigu ketika masih ada diskon rokok yang masih berlaku sampai saat ini, jadi satu sisi pemerintah menaikkan harga jual rokok tapi di sisi yang lain itu masih mungkin diberikan diskon. Itu yang menyebabkan rokok menjadi tetap mudah terjangkau bagi masyarakat," kata Emerson.

Emerson juga menyebut, ada beberapa merek rokok yang dijual di bawah HJE, di antaranya Dunhill isi 16 yang dijual dengan Harga Transaksi Pasar (HTP) Rp 20 ribu per bungkus padahal HEJ nya Rp 27.200 per bungkus. Lalu LA Bold dengan HTP Rp 25 ribu per bungkus dari HEJ Rp 34 ribu, Sampoerna A Mild dengan HTP 15 ribu per bungkus dari HJE 20.400, juga Promild yang dijual dengan HTP 20.700 dari HJE 27.200 per bungkus.

Catatan redaksi:

Sebagian isi artikel ini telah disunting karena ada koreksi dari narasumber.

Berita terkait

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

12 jam lalu

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Baca Selengkapnya

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

1 hari lalu

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

Berikut deretan negara yang tidak memungut pajak penghasilan (PPh) pribadi, didominasi oleh negara yang kaya cadangan migas.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

5 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

6 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

6 hari lalu

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

Banyak masyarakat yang mempertanyaan fungsi dan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lantaran beberapa kasus belakangan ini.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

6 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

6 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

10 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

10 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

12 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya