CORE: Potensi Kenaikan Kredit Macet Perbankan Sulit Dihindari

Kamis, 11 Juni 2020 04:28 WIB

Ketua Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso memberikan paparan dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2020, dengan tema "Ekosistem Keuangan Berdaya Saing untuk Pertumbuhan Berkualitas". Acara berlangsung di The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis, 16 Januari 2020. TEMPO/Tomi Aryanto

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah berujar potensi kenaikan NPL (non performing loan, kredit macet) akibat memburuknya perekonomian akibat wabah Covid-19 sulit dihindari. “Restrukturisasi kredit hanya bisa menahan laju pemburukan tersebut agar tidak meningkat terlalu tajam sehingga membahayakan perbankan,” ucapnya.

Meski demikian, kebijakan restrukturisasi menurut Piter tetap harus diprioritaskan sedari awal wabah meluas, dan penting untuk memastikan pelaksanaannya berjalan efektif. “OJK memang harus bergerak cepat dan segera mendorong restrukturisasi, kalau tidak NPL bisa jadi sudah meningkat mendekati 5 persen.”

Berdasarkan data OJK, hingga 26 Mei 2020 ada 96 bank yang menjalankan kebijakan restrukturisasi, dimana total debitur yang direstrukturisasi mencapai 5,3 juta debitur dengan nilai Rp 517,2 triliun.

Sejumlah perbankan mulai mengantisipasi terjadinya lonjakan kredit macet atau non performing loan (NPL) pasca pandemi Covid-19. Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja mengatakan terdapat kekhawatiran debitur yang kreditnya direstrukturisasi tak mampu bangkit kembali memulihkan bisnisnya, sehingga gagal memenuhi kewajibannya ketika periode relaksasi berakhir pada Maret 2021.

“Kami terpaksa mendalami satu per satu keadaan nasabah apakah mereka masalahnya hanya likuiditas saja, atau ada masalah yang lebih serius misalnya terkait dengan profitabilitas dan ketahanan usaha sehingga bisa bersifat permanen,” ujarnya, kemarin.

Advertising
Advertising

Jahja mengatakan kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari kebijakan restrukturisasi yang dilakukan saat ini. Seperti diketahui, penilaian kredit nasabah yang direstrukturisasi hanya didasarkan pada ketepatan pembayaran pokok dan atau bunga, atau disebut kolektabilitas satu pilar. “Ini bahayanya restrukturisasi, karena mengkamuflase semua yang tidak bisa bayar itu menjadi tetap lancar,” katanya.

Menurut Jahja, jika tak segera diantisipasi maka bank berpotensi kesulitan di kemudian hari, sehingga BCA memilih untuk tetap memupuk pencadangan walau saat ini kredit macet tersebut belum terealisasi. “Walau sekarang tidak muncul sebagai NPL, kami tetap lihat risikonya ke depan kalau berkepanjangan kami tidak berani tidak mencadangkan sama sekali,” ujar dia. Hingga Maret 2020, tingkat NPL BCA tercatat rencah sebesar 1,6 persen, namun porsi pencadangan tetap diperbesar hingga 121,9 persen.

Antisipasi serupa dilakukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang hingga 7 Juni 2020 telah menyetujui restrukturisasi untuk 440 ribu debitur dengan baki debet senilai Rp 99 triliun. “Kami sedang melakukan asesmen untuk debitur kami baik yang kredit korporasi sampai kartu kredit, siapa-siapa saja yang setelah Covid selesai dan direstrukturisasi bisnisnya tidak bisa kembali bangkit atau tetap tidak mampu bayar kewajibannya,” ucap Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin.

Beban pencadangan yang disiapkan perseroan pun melonjak signifikan dari 144,25 persen pada Desember 2019 menjadi 256,65 persen pada akhir Maret lalu. “Kami mulai siapkan untuk memutihkan kredit kalau sampai jatuh ke NPL, pemupukan pencadangan sudah dimulai dari April sampai Maret tahun depan secara bertahap,” kata Siddik.

Berita terkait

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

1 hari lalu

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

Vira akan memimpin inisiatif strategis dan bisnis Visa di Indonesia, termasuk mendorong strategi perluasan pasar Visa.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Waspadai Modus Penipuan Berkedok Undian

1 hari lalu

Bank Mandiri Imbau Nasabah Waspadai Modus Penipuan Berkedok Undian

Bank Mandiri mengimbau kepada para nasabah untuk mewaspadai kejahatan pembobolan rekening dengan modus penipuan berkedok undian berhadiah yang mengatasnamakan Bank Mandiri.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

1 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

3 hari lalu

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran, serta peran pegawai Mandiri untuk menerapkan ESG dalam operasional perseroan.

Baca Selengkapnya

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

3 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

3 hari lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

4 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

4 hari lalu

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

Digitalisasi menjadi salah satu langkah untuk memperluas akses masyarakat terhadap perbankan demi mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

5 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya