Bos Garuda Indonesia: Tidak Mungkin Tiket Naik Dua Kali Lipat

Selasa, 9 Juni 2020 17:57 WIB

Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) berada di pesawat Garuda yang disewa khusus di Bandar Udara Internasional Velana, Maldives, Jumat, 24 April 2020. KBRI Colombo merepatriasi 335 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Sri Lanka dan Maladewa ke Indonesia akibat pandemi Virus Corona (COVID-19). ANTARA/KBRI Colombo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, memastikan tidak akan ada kenaikan tiket hingga dua kali lipat di masa new normal. Menurut dia, kenaikan tiket itu hanya terjadi saat adanya kebijakan larangan mudik lebaran 2020 beberapa waktu lalu.

Saat itu, tiket dinaikkan dua kali lipat agar masyarakat tidak mudik demi mengurangi penyebaran Covid-19. "Tapi kini sudah gak dibahas lagi," kata dia dalam diskusi online di Jakarta, Selasa, 9 Juni 2020.

Sebelumnya Garuda Indonesia sudah bersiap untuk melayani penumpang di masa new normal. Jumlah penumpang atau seat capacity sebesar 70 persen dari total jumlah penumpang pesawat. Dengan pengurangan jumlah seat capacity ini, maka muncul rencana untuk penyesuaian harga tiket.

Dalam diskusi bersama Tempo pada Senin malam, 8 Juni 2020, Irfan juga mengatakan perusahaannya tidak akan serta menaikkan harga tiket lalu tidak ada penumpang yang mau naik. Menurut dia, diskusi penyesuaian harga tiket masih terus dibahas.

"Kami juga gak mau gila-gilaan," kata dia. Sebab, Irfan menyadari penumpang juga harus mengeluarkan biaya untuk rapid test hingga PCR yang diwajibkan di sejumlah daerah.

Advertising
Advertising

Irfan juga mengatakan Garuda Indonesia merupakan perusahaan pelat merah. Dengan begitu, perusahaan tidak hanya akan memikirkan untung dan rugi. "Saya kembalikan khittahnya, jangan dibilang untuk atau rugi," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Denon Prawiraatmadja mengatakan penyesuaian tiket sebenarnya cukup adil terhadap maskapai.

Sebab, maskapai juga sudah melakukan penyesuaian seat capacity. "Kami lihat perlu penyesuaian, ini untuk TBA (Tarif Batas Atas)," kata dia.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

9 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

1 hari lalu

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

Ada cara untuk menghindari kursi pesawat tanpa jendela, namun tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

1 hari lalu

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

Pesawat Lion Air JT 316 rute Surabaya-Banjarmasin delay selama lima jam karena menunggu kedatangan pesawat Lion Air dari Batam.

Baca Selengkapnya

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

3 hari lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

5 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

5 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

6 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

6 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

6 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Kompensasi Apa yang Didapat Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Penerbangan Pesawat?

7 hari lalu

Kompensasi Apa yang Didapat Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Penerbangan Pesawat?

Penumpang memiliki hak mendapat kompensasi dari maskapai jika terjadi keterlambatan penerbangan pesawat.

Baca Selengkapnya