Selain Penyiksaan ABK WNI di Kapal Cina, 415 Kasus Disoroti BP2MI

Selasa, 9 Juni 2020 12:13 WIB

Potongan gambar dari video kru kapal nelayan Cina yang membuang jenazah ABK Indonesia ke laut.[YouTube MBCNEWS]

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat dugaan penyiksaan warga Indonesia yang menjadi anak buah kapal (ABK) ikan Cina LU QIAN YUA YU 901 menjadi satu dari ratusan kasus ABK WNI di kapal asing. BP2MI mencatat 415 kasus ABK Indonesia di kapal asing dari 2018 hingga Mei 2020.

Namun, tidak semuanya ditindaklanjuti dan berakhir di pengadilan. "Itu baru dua tahun, bayangkan kalau datanya 5 sampai 10 tahun, bisa ada ribuan kasus," kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani kepada Tempo di Jakarta, Senin, 8 Juni 2020.

Adapun kasus terakhir dialami dua ABK bernama Reynalfi asal Pematang Siantar, Sumatera Utara; dan Andri Juniansyah asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Keduanya diduga disiksa di Kapal Ikan Cina hingga akhirnya melompat ke laut di Selat Malaka pada Jumat, 5 Juni 2020.

Sebelum kasus penyiksaan kedua ABK kapal LU QIAN YAN YU 901 muncul, BP2MI menyerahkan 415 kasus ABK ke Bareskrim pada Kamis, 2 Juni 2020.

Kasus yang dilaporkan beragam. Mulai dari gaji yang tidak dibayar, kecelakaan kerja, meninggal dunia di negara tujuan, ABK yang ingin dipulangkan, penahanan paspor atau dokumen oleh Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).

Ada juga ABK yang gagal beragkat, pemutusan hubungan kerja sebelum kontrak berakhir, pekerjaan tidak sesuai kontrak kerja, hingga penipuan. "Ini sering dialami ABK, sudah terjadi lama dan berulang," kata dia.

Untuk itu, Benny berkomitmen untuk menyelesaikan ratusan kasus ABK ini. Kasus terbaru yang dialami Andri dan Reynalfi akan dilaporkan segera ke Bareskrim Polri. "Kami punya Satgas ABK, nanti akan menyampaikan laporan resmi," kata dia.

Tak hanya BP2MI, Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mencatat sudah 31 ABK yang menjadi korban kekerasan di Kapal Ikan Cina dalam delapan bulan terakhir, November 2019 sampai Juni 2020.

Sekitar 21 di antara mereka selamat, 7 meninggal, dan 3 hilang. "Atas banyaknya kejadian ini, DFW Indonesia meminta pemerintah secepatnya melakukan moratorium pengiriman ABK ke luar negeri, terutama yang bekerja di kapal ikan Cina," kata Koordinator Nasional DFW Indonesia, Moh Abdi Suhudan di hari yang sama.

Koordinator Fisher Center Bitung, Diani, pun mengatakan kasus kekerasan ini sebenarnya bukanlah hal yang baru. Hanya saja, kata dia, kasus kekerasan terungkap, setelah kasus pelarungan dua ABK ke laut beberapa waktu lalu.

"Persoalannya di awak kapal, tidak semua sempat terekspos," kata dia kepada Tempo pada Senin, 8 Juni 2020. Fisher Center Bitung adalah pihak yang pertama kali melaporkan dugaan penyiksaan yang dialami oleh Reynalfi dan Andri.

FAJAR PEBRIANTO

Advertising
Advertising

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

9 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

19 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya