Sinyal Pemulihan Ekonomi Makin Kuat, Harga Emas Kian Melorot

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Minggu, 7 Juni 2020 10:23 WIB

Warga menerima uang tunai setelah menjual perhiasannya di sebuah toko emas di Bangkok, Thailand, 16 April 2020. Harga emas di Thailand mencapai level tertinggi sejak 2012. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Jakarta - Sinyal pemulihan perekonomian dunia semakin kuat dengan mulai dibukanya karantina maupun pembatasan sosial di sejumlah negara. Akibatnya, harga emas pun mulai melorot karena minat untuk membeli investasi emas berkurang.

Seperti diketahui, minat terhadap aset aman seperti emas biasanya muncul saat ketidakpastian meningkat. Nah, dalam sepekan terakhir, harga emas dunia pelan tapi pasti meredup.

Harga emas bahkan sudah meninggalkan level US$ 1.700 per troy ounce. Dalam tiga pekan, harga emas sudah jatuh dari posisi tertinggi dalam satu bulan, yaitu US$1.756 per troy ounce pada 15 Mei 2020.

Di Indonesia, harga emas batangan Antam yang kerap menjadi patokan investor retail juga rontok. Pada 29 Mei 2020, harga emas 24 karat Antam untuk ukuran 1 gram seharga Rp 913.000. Adapun pada Sabtu 6 Juni 2020 harganya sudah turun menjadi Rp 888.000

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menjelaskan, anjloknya harga emas ini berkaitan dengan sentimen positif di pasar keuangan. Pembukaan kembali kegiatan ekonomi di sejumlah negara membuat banyak investor kembali masuk ke pasar berisiko. “Hal ini membuat aset-aset aman seperti emas sedikit ditinggalkan,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Jumat 5 Juni 2020.

Advertising
Advertising

Ia menambahkan, harga emas masih tidak anjlok terlampau dalam karena tertolong oleh banyaknya stimulus yang diberikan oleh bank sentral dan pemerintah sejumlah negara. Hal ini dinilai menjadi salah satu alasan mengapa harga emas tidak turun di bawah level US$1.700 per troy ounce. “Rilis data ketenagakerjaan AS pada hari ini juga akan mempengaruhi pergerakan emas. Apabila lebih buruk dari ekspektasi, harga emas diperkirakan masih dapat naik,” imbuhnya.

Sementara itu, ia memperkirakan pergerakan harga emas pada pekan depan kemungkinan masih akan terus bertahan di level US$ 1.700 per troy ounce. Ia mengatakan, rapat yang akan dilakukan Bank Sentral AS, The Federal Reserve, pada Kamis depan berpotensi jadi katalis positif untuk harga emas.

BISNIS

Berita terkait

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

15 jam lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

3 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Harga Emas Antam Melonjak jadi Rp 1.327.000 per Gram

3 hari lalu

Hari Ini Harga Emas Antam Melonjak jadi Rp 1.327.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 17.000 menjadi Rp 1.327.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

4 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 15.000 per Gram

4 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 15.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini turun sebesar Rp 15 ribu ke level Rp 1.310.000.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

5 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya