IHSG dan Rupiah Kompak Menguat, Ini Sejumlah Faktor Pendorongnya

Selasa, 2 Juni 2020 09:34 WIB

Karyawan melintas di depan layar pergerakan IHSG, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG dibuka menguat 90,91 poin atau 1,4 persen ke 6.300,036, sementara pada sore harinya IHSG diutup di level 6.289,61. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada perdagangan hari ini tepatnya pukul 09.00, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat menguat 1,8 persen dan 85,48 poin menjadi 4.839,09. Tampak saham 151 menguat, 45 saham melemah, dan 131 saham stagnan.

IHSG sebelumnya dibuka menguat 32,21 poin atau 0,68 persen ke posisi 4.785,83. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 9,41 poin atau 1,3 persen menjadi 735,24.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat di awal pekan ini meskipun rawan aksi profit taking pada posisi akhir pekan. “IHSG berpotensi konsolidasi menguat di pekan ini dengan support di level 4.700 sampai 4.541 dan resistan di level 4.800 sampai 4.975,” katanya, Selasa, 2 Juni 2020.

Hans menilai mayoritas sentimen global masih mempengaruhi indeks yakni pelaku pasar yang masih akan mencermati ketegangan Amerika Serikat dengan Cina menyusul Kongres Rakyat Nasional Cina yang menyetujui RUU keamanan nasional untuk Hong Kong. Pasar kemudian masih akan memperhatikan peluang Amerika Serikat mengenakan sanksi terhadap perusahaan dan pejabat Cina atas situasi yang terjadi di Hong Kong.

"Sementara itu, Donald Trump mengisyaratkan tidak ada perubahan kesepakatan perdagangan dengan Cina meskipun tensi kedua negara meningkat menjadi sentimen positif di awal pekan,” ucap Hans.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, rencana dana pemulihan zona Eropa sebesar 750 miliar euro, pelonggaran pembatasan sosial di berbagai negara dan belum ada tanda-tanda gelombang ke dua Covid-19 menjadi sentimen positif pasar.

Perkembangan penelitian untuk menemukan vaksin Covid-19 juga akan selalu menjadi perhatian pelaku pasar. Sementara, rencana new normal di dalam negeri atau pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham Indonesia.

Adapun Analis Samuel Sekuritas Indonesia William Mamudi menyampaikan IHSG masih terus berlanjut menguat dalam sideways market 4.400-4.700. Ia menyebutkan market bakal terus berkonsolidasi di kisaran level resistan 4.700. "Level ini bisa menjadi penentu arah IHSG dalam beberapa waktu ke depan," katanya.

Penguatan juga terjadi pada nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi. Rupiah bergerak menguat 125 poin atau 0,86 persen menjadi Rp 14.485 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.610 per dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim sebelumnya memperkirakan kurs rupiah melanjutkan penguatan pada awal pekan ini ke kisaran Rp 14.500 di tengah pelemahan dolar AS dan optimistis Bank Indonesia bahwa mata uang tersebut masih undervalue.

Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, 29 Mei 2020, pergerakan nilai tukar rupiah menguat tajam 105 poin atau 0,71 persen ke level Rp 14.610 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun tipis 0,05 persen atau 0,051 poin ke posisi 98,332.

BISNIS | ANTARA

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

5 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

5 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya