Terseret Isu Jiwasraya, Harga Saham Kresna Terjun Bebas

Jumat, 29 Mei 2020 22:30 WIB

Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi yang terlemah dibandingkan dengan bursa saham di Asia hingga sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (17/3). Hingga pukul 12.00 WIB, IHSG atau Jakarta Composite Index menjadi yang terlemah dengan koreksi sebesar persen atau poin ke level 4.478,55. Kejatuhan ini menjadi yang terlemah sejak Januari 2016. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) mengungkapkan penyebab tren penurunan harga saham yang terjadi beberapa bulan belakangan. Penurunan saham bahkan mencapai 86,2 persen (year to date) di harga Rp 68 per saham.

Direktur Utama Kresna Graha Investama Michael Steven mengatakan, penurunan harga saham tersebut diakibatkan oleh isu negatif yang beredar sehingga merugikan perseroan.

"Dari dalam negeri, di awal krisis kami kena hoaks terkait dengan Jiwasraya. Berita ini sudah diklarifikasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Akhirnya orang mulai ragu karena saat ini dalam masa krisis," kata Michael saat public expose insidentil perseroan secara virtual, Jumat 29 Mei 2020.

Akibat turunnya harga saham, kata Michael, ikut menyeret kapitalisasi pasar perseroan dari Rp14 trilliun menjadi hanya Rp1,2 triliun.

Selain itu, Micheal mengatakan, penurunan harga saham juga dipengaruhi oleh sentimen global akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Investor asing menjual kepemilikan saham KREN karena membutuhkan uang untuk direpatriasi ke negara masing-masing.

Michael menegaskan penurunan harga saham tak terkait dengan kinerja fundamental perseroan. Menurutnya, perusahaannya justru mencatatkan pendapatan tertinggi selama delapan tahun terakhir. Sepanjang 2019, pendapatan KREN tercatat melonjak 61 persen menjadi Rp11,6 triliun jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp7,2 triliun.

Kontribusi pendapatan KREN tercatat masih berasal dari segmen teknologi dan digital yang menyumbang 95,5 persen dari total pendapatan pada tahun 2019, dibandingkan dengan 88,2 persen pada tahun sebelumnya. Pendapatan tersebut disumbang oleh tiga anak perusahaan yaitu PT Mcash Integrasi Tbk. (MCAS), PT NFC Indonesia Tbk. (NFCX), dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX).

Sebelumnya PT Kresna Asset Management terseret isu kasus Jiwasraya. Namun hal itu langsung dibantah oleh perseroan. "Segala informasi yang mengaitkan keterlibatan KAM dengan perusahaan asuransi tersebut adalah tidak benar," seperti dikutip dari siaran pers manajemen Kresna, Kamis, 13 Februari 2020.

Pihaknya pun telah memastikan semua produk reksa dana yang dikeluarkan perusahaan sama sekali tidak pernah dalam keadaan gagal bayar. “Karenanya, kami tegaskan berita tersebut (soal gagal bayar) adalah tidak benar dan tidak sesuai fakta yang ada."

EKO WAHYUDI l BISNIS


Berita terkait

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

2 jam lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

1 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

1 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

4 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

5 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

5 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

5 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

7 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya