Pandemi Belum Reda, Saham Emiten Bank Tetap Menjanjikan

Reporter

Bisnis.com

Editor

Setri Yasra

Kamis, 28 Mei 2020 20:44 WIB

Gedung Bank Rakyat Indonesia di Jakarta.

TEMPO.CO, Jakarta -Kendati pertumbuhan ekonomi diperkirakan bakal melambat akibat pandemi Covid-19, kalangan analis memprediksi kinerja pencapaian laba emiten perbankan dinilai masih akan cukup baik pada 2020.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan risiko yang ditanggung emiten perbankan tergolong sedang lantaran masih banyak sektor ekonomi yang tak terdampak yang mampu menunjang pertumbuhan bisnis dan percetakan laba. Selain itu, pemerintah bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan juga memberi banyak relaksasi yang memberi kesempatan perbankan dapat melakukan efisiensi guna menjaga komponen penguat modalnya.

“Kalau mempertahankan percetakan laba positif rasanya masih bisa melihat kondisi mayoritas kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV yang masih kuat,” katanya, Kamis, 28 Mei 2020.

Meski demikian, Alfred menyebutkan kepercayaan investor masih sangat terpengaruh pada ekonomi riil yang belum diyakini secara penuh untuk tumbuh baik tahun ini. Hal ini dikhawatirkan mempengaruhi kualitas kredit, dan membuat kinerja bank tertekan dalam akibat banyaknya write off kredit.

Selain itu, sentimen negatif juga berasal dari investor luar negeri yang masih belum berinvestasi secara total ke pasar dalam negeri. “Namun, kalau kita lihat sentimen positif sudah mulai terlihat karena pelonggaran pembatasan sosial. Dan ini termasuk berpengaruh pada perbankan,” katanya.

Advertising
Advertising

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee berpendapat laba emiten perbankan tetap memiliki potensi penurunan meski tidak dalam. Menurut dia, penurunan kinerja percetakan laba pada kuartal kedua tahun ini lantaran kredit yang tertahan sehingga membuat kinerja secara tahunan tergerus. “Namun, perbankan kita memang sedikit terbantu karena relaksasi restrukturisasi yang membuat laba tidak terlalu turun,” katanya.

Dalam perdagangan Kamis, 28 Mei 2020, saham emiten perbankan menjadi salah satu yang paling banyak diburu investor asing. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. tercatat menjadi yang paling aktif diperdagangkan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham emiten bersandi BBRI tersebut memimpin daftar saham teraktif yang paling diburu oleh investor asing dengan total pembelian saham mencapai sekitar 156,79 juta lembar saham.

Saham berikutnya yang paling diburu oleh investor asing adalah saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) dengan total pembelian saham mencapai sekitar 33,89 juta lembar saham. Harga saham BBRI dan BNLI masing-masing ditutup di level Rp2.730 dan Rp1.280 per lembar pada perdagangan hari ini.

Adapun pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tajam 1,61 persen atau 74,63 poin ke level 4.716,18. Sepanjang perdagangan hari ini, indeks bergerak dalam kisaran 4.638,81–4.741,6.

Sebanyak 7 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di wilayah positif, dipimpin finansial (+3,92 persen) dan aneka industri (+3,15 persen). Tiga sektor lainnya berakhir di zona merah, dipimpin infrastruktur (-1,3 persen).

BISNIS.COM

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

6 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

12 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

17 jam lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

18 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

21 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

4 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

4 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya