BI Gelontorkan Rp 200 T untuk Beli SBN Sejak Januari

Kamis, 28 Mei 2020 20:18 WIB

Ilustrasi atau Logo Bank Indonesia. REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bank sentral telah membeli Surat Berharga Negara atau SBN sebesar Rp 200,25 triliun sejak awal tahun. Sehingga, per 26 Mei 2020 posisi kepemilikan SBN Bank Indonesia adalah sebesar Rp 443,48 triliun.

"Selain membeli di pasar perdana, sebelum ada Undang-undang Nomor 02 Tahun 2020, BI membeli SBN untuk stabilisasi nilai tukar," ujar Perry dalam konferensi video, Kamis, 28 Mei 2020. Ia mengatakan selama ini BI membeli SBN di pasar sekunder apabila ada investor asing yang melepas kepemilikan SBN-nya dan tidak ada yang membeli.

Semenjak 16 April 2020, Bank Indonesia diperbolehkan untuk membeli SBN di pasar perdana. Perry mengatakan pembelian SBN tersebut sesuai dengan UU Nomor 2 Tahun 2020 untuk Penanganan Pademi Virus Corona (Covid-19).

Mengacu kepada keputusan bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia, pembelian Surat Utang Negara atau Surat Berharga Syariah Negara oleh Bank Indonesia di pasar perdana dilakukan berdasarkan praktik umum dan melalui mekanisme pasar.

Untuk membeli SBN di pasar perdana, BI hadir sebagai non competitive bidder. Artinya, Bi menerima harga yang telah diputuskan pemerintah. Selain melalui lelang, pembelian SBN bisa melalui green shoe option dan private placement.

Advertising
Advertising

Berdasarkan data BI, saat ini bank sentral sudah lima kali mengikuti lelang SBN di pasar perdana. Lelang yang telah diikuti antara lain pada 21-22 April dengan pembelian sebesar Rp 4,6 triliun, 28-29 April Rp 9 triliun, 5-8 Mei Rp 7,3 triliun, 12 Mei Rp 1,7 triliun, dan 18 Mei Rp 1,1 triliun.

Secara keseluruhan, Bank Indonesia telah menggelontorkan Rp 20,3 triliun untuk membeli SBN secara lelang di pasar perdana, sementara Rp 3,675 triliun secara private placement. Sehingga, total Rp 23,98 triliun. Sementara, dana yang dikeluarkan untuk membeli SBN di pasar sekunder guna stabilisasi pasar adalah sebesar Rp 166,204 triliun.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya