BI Optimistis Defisit Transaksi Berjalan 2020 di Bawah 2 Persen

Kamis, 28 Mei 2020 19:27 WIB

Wartawan tengah melihat secara daring pemaparan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu, 29 April 2020. Bank Indonesia (BI) mengumumkan bid yang masuk untuk Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 44,4 triliun. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimistis defisit neraca transaksi berjalan Indonesia sepanjang tahun ini bisa terjaga di bawah 2 persen dari Produk Domestik Bruto.

Perkiraan itu muncul setelah pada tiga bulan pertama tahun ini defisit tersebut bisa terjaga sebesar US$ 3,9 miliar atau 1,42 persen dari Produk Domestik Bruto. "Jadi tahun ini Insya Allah defisit transaksi berjalan akan tetap terkendali di bawah 2 persen dari PDB," ujar Perry dalam konferensi video, Kamis, 28 Mei 2020.

Perry mengatakan faktor pertama yang mendorong rendahnya defisit transaksi berjalan adalah lebih tingginya neraca perdagangan barang. Pada triwulan I 2020, neraca perdagangan barang Indonesia adalah sebesar US$ 4,4 miliar. Angka tersebut membaik dari tahun lalu yang sebesar US$ 1,3 miliar.

"Jadi neraca perdagangan itu membaik, memang ekspor sedikit peningkatan, tapi yang paling utama penurunan impor," ujar Perry. Impor pada tiga bulan pertama 2020 adalah sebesar US$ 37,3 miliar atau lebih rendah dari tahun lalu yang US$ 39,9 miliar.

Faktor kedua adalah lebih rendahnya perkiraan realisasi defisit neraca jasa. Sebabnya, adanya Covid-19 menyebabkan pergerakan manusia di pariwisata, baik dari luar ke dalam negeri maupun sebaliknya menjadi terbatas. "Baik pariwisata, termasuk juga kegiatan ibadah umrah dan lainnya," tutur dia.

Faktor ketiga, ujar Perry, adalah lebih rendahnya pendapatan primer, termasuk di dalamnya adalah pembayaran bunga. Hal tersebut berkaitan dengan penurunan Surat Berharga Negara yang dimiliki oleh investor asing.

Ia mengatakan adanya Virus Corona sempat menyebabkan kepanikan di pasar global. Imbasnya, ada penjualan SBN yang dimiliki asing secara besar. Kondisi tersebut mengurangi kebutuhan Indonesia untuk membayar bunga maupun deviden kepada investor asing. "Tiga faktor utama itu yang menyebabkan kenapa CAD triwulan I lebih rendah di bawah 1,5 persen dari PDB."

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

7 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya