Berhasil Turunkan Emisi, RI Akan Peroleh Rp 826 M dari Norwegia

Rabu, 27 Mei 2020 20:35 WIB

Efek Rumah Kaca diyakini oleh para ahli sebagai salah satu sebab berakhirnya kehidupan di Bumi. Efek Rumah Kaca disebabkan naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2), nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), klorofluorokarbon (CFC), dan gas-gas lainnya di atmosfer. Sejak Revolusi Industri, manusia telah disalahkan sebagai penyebab terganggunya keseimbangan atmosfer sehingga terjadi perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi, suhu air laut dan permukaan bumi naik. Para ilmuwan memperingatkan bahwa efek rumah kaca akan menyebabkan suhu melambung beberapa ratus derajat Celsius, membuat laut mendidih dan kehidupan di Bumi akan berakhir. rightnow.org.au

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia segera memperoleh sekitar US$ 56 juta atau sekitar Rp 826 miliar (kurs Rp 14.729 per dolar AS) dari Norwegia sebagai pembayaran pendanaan iklim dan hutan pertama karena berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sesuai Letter of Intent (LoI) yang disepakati pada 2010.

Duta Besar Kerajaan Norwegia Vegard Kaale mengatakan sedang dalam proses mendiskusikan waktu dan format pembayaran berbasis kinerja (result base payment/RBP) pertama. "Dan pencairannya sambil menunggu Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup (BP-DLH) beroperasi penuh," ujarnya dalam jumpa pers 10 tahun kerja sama Indonesia-Norwegia di Jakarta, Rabu, 27 Mei 2020.

Dari hasil verifikasi yang dilakukan verifikator independen yang ditunjuk Pemerintah Kerajaan Norwegia, penurunan emisi GRK Indonesia tahun 2016-2017 mencapai 11,2 juta ton CO2eq. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari laporan awal yang diajukan Indonesia yang mencapai 4,8 juta ton CO2eq.

Kaale mengatakan 10 tahun lalu tepatnya Mei 2010, Indonesia dan Norwegia melakukan kerja sama bilateral untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. Kerja sama yang terinspirasi dari Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB melawan pemanasan global itu berisi komitmen Indonesia melindungi hutan hujan tropis.

Indonesia telah melakukan reformasi kebijakan dan ia mengaku senang dalam 10 tahun kerja sama tersebut deforestasi menurun. Kerja sama pendanaan iklim dan hutan kedua negara telah memasuki fase 3, yang artinya Norwegia mulai membayar hasil penurunan deforestasi.

Advertising
Advertising

Kaale mengatakan pengurangan deforestasi bukan hal mudah, dan Presiden Joko Widodo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar telah mendemonstrasikan kepemimpinan kuat dan ambisius untuk mencapai hal tersebut.

Hasilnya penurunan deforestasi terjadi di periode 2016-2017 yang berlanjut terjadi di periode 2017-2018 hingga ke 2018-2019. “Tahun ini pembayaran akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang ada hingga 2020."

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengatakan 80 persen dari 1 miliar dolar AS komitmen pendanaan iklim Norwegia sesuai LoI akan dialokasikan untuk RBP.

“Dan kita gembira tadi Pak Dirjen (Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ruandha Agung Sugardiman, red) juga sampaikan bahwa akan segera kita lakukan atau direalisasikan pembayaran pertama dari RBP itu. Tadi sudah dijelaskan dari hasil pengurangan emisi Indonesia dari periode 2016-2017 sebesar 11,2 juta ton CO2eq, itu pengurangan emisi yang berhasil kita capai,” ujar Alue.

Alue juga mengatakan kerja sama dua negara tersebut ingin dijadikan percontohan global dalam mencapai komitmen bersama mewujudkan Paris Agreement. “Seperti teman-teman ketahui Indonesia sudah tetapkan target pengurangan emisi 29 persen berdasarkan usaha mandiri dan 41 persen dengan dukungan internasional di 2030."

ANTARA

Berita terkait

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

6 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

9 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

10 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

10 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Bos Transjakarta Sebut 9 dari 10 Orang Jakarta Bisa Akses Transjakarta dengan Jalan Kaki Maksimal 10 Menit

56 hari lalu

Bos Transjakarta Sebut 9 dari 10 Orang Jakarta Bisa Akses Transjakarta dengan Jalan Kaki Maksimal 10 Menit

Bos PT Transjakarta mengklaim 9 dari 10 orang di Jakarta bisa mengakses layanan Transjakarta hanya dengan berjalan kaki 5 hingga 10 menit.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa ITS Gagas Aspal Ramah Lingkungan, Hasil Modifikasi Lumpur Panas dan Serat Kelapa Sawit

3 Maret 2024

Mahasiswa ITS Gagas Aspal Ramah Lingkungan, Hasil Modifikasi Lumpur Panas dan Serat Kelapa Sawit

Tim mahasiswa dari ITS menggagas pemakaian limbah lumpur Lapindo dan serat kepala sawit untuk membuat aspal ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Trend Asia: Jejak Emisi Jet Pribadi Capres-Cawapres 2024 Setara Penerbangan Raja Ampat

13 Februari 2024

Trend Asia: Jejak Emisi Jet Pribadi Capres-Cawapres 2024 Setara Penerbangan Raja Ampat

Emisi sektor penerbangan sipil merupakan salah satu masalah serius, khususnya dalam penggunaan jet pribadi.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

12 Februari 2024

Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

Januari 2024 lalu adalah rekor baru pemanasan global untuk suhu rata-rata bulanan.

Baca Selengkapnya

BMKG Tegaskan Ancaman Nyata Perubahan Iklim Akibat Deforestasi dan Gas Rumah Kaca

11 Februari 2024

BMKG Tegaskan Ancaman Nyata Perubahan Iklim Akibat Deforestasi dan Gas Rumah Kaca

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan perubahan iklim yang mengancam hampir seluruh dunia berada dalam taraf peningkatan yang begitu cepat.

Baca Selengkapnya