New Normal, Begini Cara Pengusaha Properti Perkuat Daya Tawar

Selasa, 26 Mei 2020 04:04 WIB

Petugas menawarkan properti pada pengunjung dalam acara Indonesia Property Expo (IPEX) 2019 di JCC, Senayan, Jakarta, 16 November 2019. Pameran ini digelar dalam rangka ulang tahun KPR ke-43. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Commercial and Business Development Director AKR Land Alvin Andronicus menilai para pengusaha properti nasional perlu memperkuat daya tawar produknya di tengah pandemi corona dan juga ketika wabah tersebut usai. Hal ini perlu dilakukan agar produk tersebut dapat terus diserap oleh pasar dan permintaan perlahan pulih kembali.

Alvin mengatakan bahwa sektor properti juga dihadapkan oleh kebiasaan baru menyambut tatanan hidup baru alias new normal. Terlebih selama ini, hampir semua penjualan subsektor properti termasuk residensial mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat dampak virus corona jenis baru penyebab Covid-19.

"Prinsip dasar new normal adalah mengubah kebiasaan lama ke dalam bentuk kebiasaan baru. Bisnis properti harus menyesuaikan kondisi yang banyak berjumpa fisik dengan cara digital activity," kata Alvin, Ahad, 24 Mei 2020.

Daya tawar properti, yang termasuk di dalamnya berupa penawaran spesifikasi produk, harga yang kompetitif, dan keunggulan lainnya harus jauh lebih diperkuat guna mencapai kesepakatan proses transaksi meskipun tanpa temu secara fisik.

Apalagi, kata Alvin, media yang digunakan dalam beberapa waktu ke depan di tengah pembatasan sosial dan wacana tatanan hidup baru dipastikan akan melalui sarana digital baik dalam hal promosi dan peluncuran produk baru. "Show unit yang secara kunjungan fisik dilokasi harus biasakan melalui web secara visual digital dan berupa 360° yang bebas diekpresikan."

Advertising
Advertising

Dalam mengenalkan produk baru pada publik dan agen, menurut Alvin, pengusaha properti harus terbiasa secara aktif berkomunikasi melalui aplikasi pesan instan, telepon, dan video conference. Akan tetapi, jika terpaksa harus temu secara fisik maka yang harus diperhatikan adalah protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.

Bisnis, kata dia, harus tetap jalan dan komunikasi dengan pasar harus ke sistem new normal dengan perbanyak aktivitas promosi melalui medsos dan juga buatkan bentuk graphic design yang menarik. "Bagaimana pun pasar penjual dan pasar pembeli tetap butuh informasi produk, daya tawar serta transaksi yang bersifat digital," tuturnya.

Dia mengatakan bahwa perubahan sikap pelaku pasar properti tersebut agar bisa tetap mencari peluang meski terimpit ketidakpastian ekonomi akibat wabah virus corona. Dengan segala usaha, maka diharapkan lebih cepat dalam proses penjualan yang lebih efektif dan efisien.

Lagi pula, kata Alvin, zaman sekarang setiap orang sudah terhubung dengan mudah di era digital 4.0 tanpa ada batas waktu dan ruang. Dengan demikian bisnis properti akan memiliki kesempatan yang lebih besar. "Diharapkan semoga para pengusaha properti lebih cepat bangkit dari pelemahan selama beberapa tahun belakangan ini," kata dia.

BISNIS

Berita terkait

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

3 hari lalu

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

Perjanjian pranikah atau perjanjian pisah harta dilakukan kedua pasangan memiliki pendapatan atau bisnis sendiri masing-masing.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

4 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

5 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

12 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

17 hari lalu

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.

Baca Selengkapnya

Jhon LBF Datangi Kediaman Bahlil saat Lebaran, Bahas Pengusaha Muda

25 hari lalu

Jhon LBF Datangi Kediaman Bahlil saat Lebaran, Bahas Pengusaha Muda

Jhon LBF mendatangi rumah dinas Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Baca Selengkapnya

Spanyol Hapus Kebijakan Golden Visa

26 hari lalu

Spanyol Hapus Kebijakan Golden Visa

Spanyol berencana menghapus golden visa yakni program yang memberikan hak kepada warga di luar Uni Eropa untuk membeli proporti di Spanyol

Baca Selengkapnya

Kaspersky Blokir 42,7 Juta Infeksi Lokal di Asia Tenggara pada 2023

34 hari lalu

Kaspersky Blokir 42,7 Juta Infeksi Lokal di Asia Tenggara pada 2023

Kaspersky memblokir total 42.700.000 infeksi lokal selama periode Januari hingga Desember 2023

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

35 hari lalu

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

KAI Commuter mencatat total pengguna commuter line Jabodetabek selama libur panjang mencapai 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

35 hari lalu

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

Penjualan dan pendapatan usaha PT Agung Podomoro Land Tbk (kode saham APLN) anjlok pada 2023.

Baca Selengkapnya