Langkah Bank Indonesia Menahan Suku Bunga Dinilai Tidak Tepat

Minggu, 24 Mei 2020 13:35 WIB

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuannya atau BI 7-Day Reserve Repo Rate pada level 4,5 persen disesalkan oleh kalangan analis.

Mirae Asset Sekuritas meyakini langkah yang diambil oleh Bank Indonesia untuk tidak memangkas suku bunga memiliki risiko terhadap mata uang rupiah yang kemungkinan akan tertekan dalam jangka pendek.

Analis makroekonomi Mirae Asset Sekuritas Anthony Kevin mengatakan keputusan tersebut berbeda dari konsensus Bloomberg dan proyeksi sekuritas, yakni turun 25 basis poin ke level 4,25 persen.

Meskipun pasar keuangan menguat beberapa hari belakangan, dia percaya suku bunga acuan oleh BI adalah langkah yang sangat dibutuhkan. Secara historis, dana asing umumnya mengalir keluar dari pasar ekuitas pada bulan Mei.

Dalam 15 tahun terakhir, investor asing membukukan penjualan bersih dengan rata-rata aliran dana asing sebesar Rp 5,4 triliun. Sesuai dengan tekanan musiman di pasar ekuitas pada bulan Mei, secara historis, rupiah akan terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

“Dari sudut pandang data, beberapa rilis data makroekonomi utama yang menyoroti keparahan dampak Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia yang seharusnya memaksa bank sentral untuk meningkatkan pengawasan dengan memberikan penurunan suku bunga,” tulis Anthony dalam rilis risetnya, yang dikutip Bisnis, Minggu 24 Mei 2020.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal satu tahun 2020 hanya mencapai 2,97 persen, jauh lebih rendah dari konsensus dan proyeksi analis masing-masing sebesar 4 persen dan 4,4 persen secara tahunan.

“Angka tersebut menandai pertumbuhan PDB terburuk sejak kuartal keempat tahun 2001. Angka tersebut juga dibawah proyeksi pemerintah; sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan PDB mencapai 4,5 persen - 4,7 persen, sementara Bank Indonesia memperkirakan berada pada 4,7 persen year-on-year,” jelasnya.

Menurut sekuritas, penurunan suku bunga 25 basis poin oleh BI dapat dibenarkan secara fundamental. Selain fakta bahwa Indonesia telah berada di belakang negara-negara berkembang lainnya yang lebih aktif dalam mengurangi tingkat kebijakan masing-masing, sekuritas memperkirakan inflasi akan turun di bawah 3 persen pada tahun 2020.

Hal ini terutama dikarenakan lemahnya permintaan pada bulan April 2020 dan inflasi tahunan yang hanya sekitar 2,67 persen. Dalam tiga bulan pertama tahun 2020, BPS mencatat inflasi kumulatif 0,76 persen, lebih rendah dari rata-rata 0,86 persen sepanjang 2011 hingga 2019.

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

4 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya