Jadi Primadona Investor, Harga Emas di Dunia Meroket

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Sabtu, 16 Mei 2020 08:54 WIB

Pegawai menunjukkan contoh emas di Butik Emas Antam, Jakarta, Selasa, 3 Maret 2020. Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) pada hari ini, Selasa (2/3) terpantau mengalami kenaikan sebesar Rp4.000 ke level Rp815.000 per gram dibandingkan dengan perubahan terakhir pada 1 Maret 2020. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas dunia melonjak lagi pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi) ini. Kenaikan ini membuat emas telah mengalami reli kenaikan harga selama empat hari berturut-turut.

Seperti dilaporkan Bloomberg, lonjakan harga emas ini terkadi karena data ekonomi Amerika Serikat yang suram. Hal inipun menambah kekhawatiran tentang kemerosotan ekonomi akibat pandemi virus corona di dunia.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange pada Jumat 15 Mei 2020 terangkat US$ 15,4 atau 0,88 persen. Harga emas pun ditutup pada US$ 1.756,3 per ounce.

Sebelumnya, emas berjangka sudah melonjak US$ 24,5 atau 1,43 persen menjadi US$ 1.740,9 per ounce pada Kamis 14 Mei 2020. Ini melanjutkan kenaikan US$ 9,60 atau 0,56 persen menjadi US$ 1.716,4 pada Rabu (13/5/2020). Adapun sebelumnya, harga emas ini telah menguat US$ 8,8 atau 0,52 persen menjadi US$ 1.706,8 pada Selasa.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Jumat menunjukkan penjualan ritel AS merosot 16,4 persen pada April, di tengah penguncian atau lockdown virus corona yang telah menutup bisnis retail. "Orang-orang enggan mengambil risiko dan masa depan tampaknya tidak pasti ... Emas memberi Anda rasa perlindungan sekarang karena kita akan memasuki periode ini," kata Phil Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, seperti dikutip oleh Reuters.

Logam lain yang juga menunjukkan pergerakan positif adalah perak, yang melanjutkan reli menuju posisi tertinggi dalam lebih dari 2 bulan terakhir. Emas dan perak kembali naik setelah pada awal pekan ini, Gubernur The Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 akan menghantam ekonomi dengan keras.

Data pengangguran yang sangat menembus rekor dan kembalinya ketegangan antara Presiden AS Donald Trump untuk berbicara dengan Presiden Cina Xi Jinping menambah panjang gelapnya ekonomi Negeri Paman Sam. Belum meredanya pandemi dan kemunculan infeksi virus corona gelombang kedua telah menyulitkan upaya pemulihan ekonomi.

ANTARA | BISNIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

6 jam lalu

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atau emas Antam stagnan di level Rp 1.326.000 per gram dalam perdagangan Ahad, 28 April 2024

Baca Selengkapnya

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

10 jam lalu

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

PT Freeport Indonesia berhasil memproduksi tembaga 1,65 miliar pound serta 1,97 juta ounces emas dan meraup laba bersih Rp 48,79 triliun pada 2023.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

2 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

2 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Turun Tipis Rp 1.000 menjadi Rp 1.319.000 per Gram

3 hari lalu

Harga Emas Antam Turun Tipis Rp 1.000 menjadi Rp 1.319.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini turun sebesar Rp 1 ribu ke level Rp 1.319.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Turun Seribu, Harga Emas Antam Hari Ini Rp1.319.000 per Gram

3 hari lalu

Turun Seribu, Harga Emas Antam Hari Ini Rp1.319.000 per Gram

Harga emas batangan berada di posisi Rp1.320.000 per gram, kemarin.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

3 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

4 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya