Jajak Pendapat: Stimulus Ekonomi Saat Corona Diyakini Tak Mujarab

Reporter

Bisnis.com

Senin, 11 Mei 2020 14:57 WIB

Presiden Jokowi mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Istana Bogor, Kamis, 26 Maret 2020. KTT ini digelar secara virtual untuk menghindari penularan virus corona. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr

TEMPO.CO, Jakarta - Tempo.co menggelar jajak pendapat kepada para pembaca ihwal efektivitas sejumlah paket kebijakan ekonomi pemerintah yang diharapkan bisa membantu perekonomian selama pandemi Corona.

Pemerintah pada akhir Maret lalu meluncurkan kebijakan ekonomi yang diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan. Beberapa keputusan yang diambil pemerintah ialah menambah belanja APBN 2020 senilai Rp 405,1 triliun untuk penanggulangan pandemi Corona.

Lalu ada tambahan belanja di sektor kesehatan, berupa pembelian alat pelindung diri dan meningkatkan kapasitas rumah sakit rujukan. Kemudian, sederet program bantuan sosial, seperti pemberian paket sembako, keringanan tarif listrik, dan pemberian Kartu Prakerja.

Dalam jajak pendapat yang dilakukan Tempo.co bergulir selama 4-11 Mei 2020 dan total ada 616 pembaca yang memberikan suara. Sebanyak 148 pembaca (24,02 persen) meyakini bila kebijakan tersebut bisa menopang perekonomian.

Sementara mayoritas pembaca atau 450 suara (73,05 persen) tidak yakin paket kebijakan dari pemerintah bisa membantu perekonomian. Lalu sisanya,
18 pembaca (2,92 persen) menjawab tidak tahu.

Staf Khusus Presiden bidang Hukum Dini Purwono menyebutkan kehadiran Perppu bertujuan memberi fleksibilitas bagi keuangan negara. Fleksibilitas dibutuhkan agar keuangan negara dapat mengantisipasi dampak virus Corona terhadap perekonomian nasional.

Advertising
Advertising

"Jadi, tujuan Perpu 1/2020 adalah semata-mata memberikan ruang gerak bagi pemerintah untuk melakukan stimulus fiskal dan langkah-langkah lain yang diperlukan," kata Dini, Senin, 20 April 2020.

Sementara Ekonom INDEF, Enny Sri Hartati, mengatakan paket kebijakan ekonomi atau stimulus pemerintah gagal mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rontok akibat wabah Corona. Kegagalan tersebut terlihat dari rendahnya pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 yang hanya mencapai 2,97 persen.

"Pemerintah lambat dan terlambat, baik untuk mengantisipasi, melawan, dan memitigasi dampak Covid-19. Kebijakan pemerintah gagal mendongkrak pertumbuhan ekonomi, khususnya konsumsi rumah tangga," kata Enny, Kamis, 7 Mei 2020.

ANTARA | BISNIS.COM

Berita terkait

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

15 hari lalu

Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

Hampir tiga perempat responden survei Universitas Hebrew Israel melihat perlunya mempertimbangkan tuntutan politik dan militer dari sekutu soal konfli

Baca Selengkapnya

Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

36 hari lalu

Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

55% warga Amerika Serikat tidak menyetujui respons militer Israel ke Gaza, menurut jajak pendapat terbaru Gallup

Baca Selengkapnya

Cara Login Dashboard Prakerja 2024 yang Mudah

51 hari lalu

Cara Login Dashboard Prakerja 2024 yang Mudah

Cara login dashboard Prakerja cukup mudah, yakni dengan memasukkan email dan kata sandi saja. Berikut syarat dan cara daftar Kartu Prakerja 2024.

Baca Selengkapnya

Program Kartu Prakerja 2024 Dimulai, Sasar 1,14 Juta Penerima Manfaat

23 Februari 2024

Program Kartu Prakerja 2024 Dimulai, Sasar 1,14 Juta Penerima Manfaat

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan pembukaan program Kartu Prakerja pada 2024.

Baca Selengkapnya

Elektabilitas Biden dan Trump Bersaing Ketat di Jajak Pendapat Terbaru

14 Februari 2024

Elektabilitas Biden dan Trump Bersaing Ketat di Jajak Pendapat Terbaru

Elektabilitas Joe Biden dan Donald Trump bersaing ketat di jajak pendapat terbaru. Masing-masing menghadapi tantangan berbeda dalam menggaet suara.

Baca Selengkapnya

OJK Gandeng Kemenko Perekonomian, Peserta Prakerja Bisa Akses Modul Literasi Keuangan

2 Februari 2024

OJK Gandeng Kemenko Perekonomian, Peserta Prakerja Bisa Akses Modul Literasi Keuangan

OJK dan Kemenko Bidang Perekonomian bekerja sama soal transformasi digital untuk mendorong inklusi keuangan kepada peserta program Kartu Prakerja.

Baca Selengkapnya

Kartu Prakerja Bakal Dibuka di Semester I 2024

2 Februari 2024

Kartu Prakerja Bakal Dibuka di Semester I 2024

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan Kartu Prakerja akan segera dibuka pada semester I 2024.

Baca Selengkapnya

Kapan Prakerja 2024 Dibuka? Cek Syarat dan Cara Daftarnya

26 Januari 2024

Kapan Prakerja 2024 Dibuka? Cek Syarat dan Cara Daftarnya

Prakerja 2024 gelombang 63 akan dibuka, berikut syarat dan cara daftar akunnya dengan mudah.

Baca Selengkapnya

Targetkan 1,2 Juta Peserta Kartu Prakerja di 2024, Airlangga Sebut Dinamika Politik tidak Berpengaruh

23 Januari 2024

Targetkan 1,2 Juta Peserta Kartu Prakerja di 2024, Airlangga Sebut Dinamika Politik tidak Berpengaruh

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan dinamika politik tak akan mempengaruhi target peserta program Kartu Prakerja.

Baca Selengkapnya