Menghijau, Pagi Ini IHSG Dibuka Menguat ke 4.631,27

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Senin, 11 Mei 2020 10:32 WIB

Aktivitas di hari pertama perdagangan saham di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. IHSG naik 84,68 poin (1,36%) ke 6.293,801. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi ini dibuka menguat, mengikuti tren bursa Asia dan pasar berjangka AS- Eropa. Pada pukul 09.00, indeks dibuka menguat 0,74 persen atau 33,84 poin menjadi 4.631,27. Tampak 131 saham menguat, 32 saham melemah, dan 100 saham stagnan.

Sebelumnya, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan terkoreksi pada pekan depan. Menurutnya, IHSG akan bergerak mendekati level 4.569,16 hingga 4.443,63.

"Masih terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG sehinggaa berpeluang menuju ke support terdekat," kata Nafan saat dihubungi, Ahad, 10 Mei 2020.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan depan yaitu pasar memprediksikan transaksi berjalan Indonesia pada kuartal I mengalami defisit. "Penjualan retail Indonesia per Maret juga diprediksikan melemah," ujarnya.

Adapun perdagangan IHSG di bursa akhir pekan lalu ditutup terkoreksi 0,25 persen di level 4.597,43 pada 8 Mei 2020.

Awal pekan ini, pasar saham Asia juga naik seiring dengan AS dan ekuitas berjangka Eropa karena sejumlah negara melaporkan kematian paling sedikit akibat virus corona sejak Maret.

Pada awal perdagangan Senin 11 Mei 2020, Futures pada S&P 500 naik lebih tinggi setelah indeks naik pada hari Jumat bahkan di tengah lonjakan bersejarah dalam pengangguran Amerika.

Kemajuan terbesar di wilayah Asia Pasifik datang di Jepang dan Hong Kong, dengan Seoul dan Shanghai juga melihat kenaikan, meskipun volume turun secara menyeluruh. Prancis, Italia dan AS semuanya melaporkan kematian paling sedikit sejak Maret, meskipun Korea Selatan memperingatkan risiko gelombang kedua infeksi.

Ketika pemerintah di seluruh dunia memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana ekonomi akan mulai kembali secara bertahap, ekuitas terus menggiling lebih tinggi dari posisi terendah Maret.

Hal itu telah membuat beberapa investor mempertanyakan keuntungan karena mereka mempertimbangkan prospek untuk pemulihan cepat dalam pendapatan dan pertumbuhan ekonomi.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menekankan tidak akan ada akhir segera dari penutupan karena dia merinci langkah-langkah awal untuk memulai ekonomi pada hari Minggu. Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan dia pada hari Senin akan merilis rincian lebih lanjut tentang bagaimana negara akan mulai dibuka kembali. "Banyak pertumbuhan ekonomi yang akhirnya membaik dan berita virus sudah dihargai di pasar," kata Bob Baur, kepala ekonom global di Principal Global Investors LLC.

Advertising
Advertising

BISNIS | HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

15 jam lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

5 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

5 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya