Sido Muncul Siapkan Strategi Hadapi Ancaman Perlambatan Ekonomi

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 10 Mei 2020 17:49 WIB

Produk-produk Sido Muncul. sidomuncul.com

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk David Hidayat mengatakan perseroan segera menaikkan produksi produk yang diminati masyarakat sebagai langkah strategi mengatasi perlambatan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini.

“Pada kuartal kedua tahun 2020 ini, kami akan memfokuskan pada pemenuhan permintaan produk-produk yang diminati konsumen selama masa pandemi Covid-19, yaitu produk herbal seperti Tolak Angin Cair, Vitamin C-1000 , berbagai macam suplemen dalam bentuk kapsul dan soft gel, minuman herbal Jahe Wangi, Kunyit Asam, Beras Kencur, Sido Susu dan Kopi Jahe,” kata David kepada Bisnis, Jumat, 8 Mei 2020.

Dia mengatakan selama masa awal penyebaran Covid-19 atau virus corona di Indonesia, penjualan Sido Muncul masih tergolong normal dan bahkan meningkat. Oleh sebab itu, perseroan menginisiasikan penambahan produk dan atau varian baru dalam lini bisnis jamu dan farmasinya.

Pada bulan lalu, emiten berkode saham SIDO tersebut mengumumkan peluncuran produk baru dengan jenama (jenis nama/merek) Esemag yang diklaim sangat efektif melindungi pencernaan (maag) dan baik dikonsumsi selama bulan puasa.

“Mungkin ini yang mesti diantisipasi, pergeseran permintaan atau preferensi konsumen beralih ke produk untuk kesehatan, hal ini kami rasakan dan kami antisipasi untuk pemenuhan produk-produk tersebut,” kata David.

Untuk penjualan lokal, perubahan strategi preferensi produk sudah dijalankan sehingga harapannya, pertumbuhan penjualan domestik pada kuartal ini tetap terjaga.

Untuk penjualan ekspor, produsen Tolak Angin tersebut mengatakan pengiriman barang telah terhenti sejak awal Maret lalu akibat pemberlakuan lockdown di beberapa negara tujuan ekspor.

Seperti dikutip dari laporan keuangan konsolidasian per 31 Maret 2020 yang diunggah perseroan di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sido Muncul membukukan kenaikan laba 10,85 persen menjadi Rp 231,53 miliar pada triwulan pertama tahun ini.

Dari sisi penjualan, perseroan juga mengalami pertumbuhan menjadi Rp 730,72 miliar, naik 2,39 persen dibandingkan dengan kuartal I 2019 sebesar Rp 713,68 miliar.

Adapun, segmen jamu dan suplemen menjadi penopang pendapatan perseroan yakni 68,45 persen, disusul oleh segmen makanan dan minuman sebesar 27,06 persen, serta segmen farmasi yang hanya berkontribusi sebesar 4,49 persen dari total omzet.

Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat terutama terjadi pada triwulan II dan triwulan III 2020 sejalan dengan prospek kontraksi ekonomi global dan juga dampak ekonomi dari upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

BISNIS

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

8 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

11 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

22 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

8 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

9 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya