Keluhan Tagihan Listrik Naik, PLN: Butuh Komunikasi Lebih Baik

Rabu, 6 Mei 2020 18:38 WIB

Komponen meteran listrik "Smart Meter" di pabrik PT Smart Meter Indonesia di Kamal Muara, Jakarta, Selasa (4/8). Smart Meter adalah sebuah Automatic Metering Management (AMM) berupa eletronic kWh meter secara online dan realtime. TEMPO/Adri Irianto

TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengaku cara komunikasinya ke publik masih bermasalah. Belakangan ini masalah muncul saat ramai keluhan kenaikan tagihan listrik masyarakat bersamaan dengan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.

Executive Vice President Corporate Communication & CSR PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) I Made Suprateka mengakui ada perubahan modifikasi perhitungan tagihan listrik yang belum tersampaikan secara maksimal ke masyarakat. Sehingga muncul keluhan seperti saat ini.

“Memang kami sadari butuh komunikasi yang lebih baik,” kata I Made Suprateka dalam konferensi pers online di Jakarta, Rabu, 6 Mei 2020.

Sebagai salah satu solusinya, PLN akan melakukan komunikasi lagi ke publik mengenai perubahan sistem penghitungan tagihan yang terjadi. “Melalui mekanisme yang sudah ada sebenarnya, namun kurang lengkap,” I Made Suprateka.

Sebelumnya, berbagai keluhan ini disampaikan masyarakat di antaranya melalui di media sosial Twitter. Akun Twitter resmi milik PLN @pln_123 pun tak sedikit di-mention oleh warganet. Bayu Setiobudi misalnya, mempertanyakan lonjakan tagihan listrik hingga 90 persen ke PLN.

Advertising
Advertising

"Rasanya kok kayak kena prank ya. Tagihan listrik di rumah ibu saya naik 90% bulan ini. Ini beneran? Biasanya per bulan cuma bayar Rp 400ribuan tapi ini melonjak drastis ke Rp 700ribuan. Apa ada berita yang terlewat oleh saya?" seperti dikutip dari cuitan di akun @setiobudi24, Jumat, 1 Mei 2020.

Namun, Made menjelaskan bahwa tarif listrik tidak naik, hanya saja ada perubahan perhitungan meteran dan konsumsi listrik pelanggan yang membuat tagihan naik. Pada Maret 2020, PLN menggunakan rata-rata tagihan selama Desember 2019, Januari dan Februari 2020. Sebab, petugas meteran tidak bisa mengecek ke rumah pelanggan karena protokol PSBB di tengah Covid.19.

Sehingga, jika ada tagihan yang tidak tertagih pada Maret 2020, akan dipindahkan ke April 2020. Walhasil, tagihan listrik selama April terlihat tinggi. Padahal, tagihan tersebut berasal dari kenaikan konsumsi dan tagihan yang belum dibayarkan pada Maret 2020. Sehingga nanti pada Mei 2020, tagihan akan kembali sesuai dengan konsumsi pelanggan.

Masalah komunikasi di PLN bukan kali ini saja terjadi. Pada kasus padamnya listrik secara massal atau blackout pada Agustus 2019, PLN juga dikritik habis-habisan. Bahkan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sampai bertandang ke kantor PLN dan menegur langsung para direksi di kantor mereka.

Saat itu, pengamat komunikasi publik dan Ketua Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) Jojo S. Nugroho menilai teguran Jokowi kepada PLN membuat reputasi perusahaan setrum pelat merah itu kian buruk di mata masyarakat. Apalagi, hal ini masih ditambah lagi dengan simpang siurnya informasi soal pemadaman listrik berkala.

"Informasi berapa jam akan padam, dan ada masalah apa sebenarnya masyarakat saja tidak terinformasikan dengan jelas," kata Jojo melalui keterangan tertulis diterima Tempo pada 5 Agustus 2019.

Jojo mengatakan, penjelasan PLN mengenai alasan padamnya aliran listrik kepada masyarakat maupun kepada presiden dengan bahasa teknis yang berbelit-belit menunjukkan bahwa tim komunikasi PLN tidak siap. Ia menilai Tim Komunikasi PLN tidak memiliki standar operating procedure (SOP) penanganan krisis komunikasi yang baik.

Penggunaan istilah trip menurut Jojo juga kurang bisa dipahami oleh masyarakat awam yang tidak bergelut di dunia teknik kelistrikan. "Coba dipakai bahasa lain, misalnya korsleting kan lebih paham," ujarnya.

Beberapa minggu setelah kejadian, Plt Direktur Utama PT PLN saat itu, Sripeni Inten Cahyani mengakui perusahaannya sempat mengesampingkan urusan publikasi dan komunikasi ke masyarakat saat terjadinya peristiwa blackout atau pemadaman massal pada Minggu, 4 Agustus 2019. Menurut Sripeni, pegawai PLN saat itu terlalu fokus pada upaya teknis perbaikan.

“Akibatnya, ada informasi yang terlambat diterima di masyarakat dan ini menimbulkan chaos,” kata Sripeni dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi Energi DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 10 September 2019.

Berita terkait

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

1 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

2 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

PLN dan Huawei Bekerja Sama dalam Proyek JIC, Dukung Transformasi Energi

2 hari lalu

PLN dan Huawei Bekerja Sama dalam Proyek JIC, Dukung Transformasi Energi

PT PLN (Persero) dan PT Huawei Tech Investment berkolaborasi dalam Joint Innovation Center (JIC). Proyek itu untuk memperkuat transformasi digital.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi PLN dan Huawei Kembangkan Joint Innovation Center

2 hari lalu

Kolaborasi PLN dan Huawei Kembangkan Joint Innovation Center

Kolaborasi Joint Innovation Center (JIC) dengan PT Huawei Tech Investment yang akan menjadi salah satu fondasi pengembangan teknologi ketenagalistrikan baru di bidang ICT.

Baca Selengkapnya

Kawasan Mandalika Terlistriki Energi Hijau, Beli REC dari PLN

5 hari lalu

Kawasan Mandalika Terlistriki Energi Hijau, Beli REC dari PLN

PLN NTB meneken Perjanjian Jual Beli Sertifikat Energi Terbarukan dengan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.

Baca Selengkapnya

ITPLN Perpanjang Waktu Penerimaan Calon Mahasiswa

6 hari lalu

ITPLN Perpanjang Waktu Penerimaan Calon Mahasiswa

Institut Teknologi PLN (ITPLN) mengumumkan perpanjangan masa penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2024/2025 hingga 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

PLN Pulihkan Pasokan Listrik Pascaerupsi Gunung Ruang

6 hari lalu

PLN Pulihkan Pasokan Listrik Pascaerupsi Gunung Ruang

PT PLN (Persero) berhasil memulihkan pasokan listrik Pulau Tagulandang yang terdampak erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro Sulawesi Utara

Baca Selengkapnya

Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile

7 hari lalu

Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile

Kompetisi profesional kasta tertinggi di Indonesia yaitu PLN Mobile Proliga 2024 siap digelar mulai 25 April 2024. Untuk memudahkan pecinta voli yang ingin menonton langsung gelaran ini di lokasi pertandingan, tiket pertandingan dapat dibeli melalui aplikasi PLN Mobile.

Baca Selengkapnya

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

8 hari lalu

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) akan menambah 2 ribu SPKLU untuk kendaraan listrik tahun ini.

Baca Selengkapnya

PLN Dukung Pengembangan Voli di Indonesia Lewat PLN Mobile Proliga 2024

9 hari lalu

PLN Dukung Pengembangan Voli di Indonesia Lewat PLN Mobile Proliga 2024

Perseroan berharap pelaksanaan liga voli profesional tersebut akan mampu mencetak atlet-atlet voli Indonesia berkelas dunia.

Baca Selengkapnya