Menristek: Akhir Mei, 50 Ribu Alat Tes PCR Lokal Diproduksi

Selasa, 5 Mei 2020 14:15 WIB

Petugas saat menunjukkan hasil swab penumpang KRL Commuterline usai menjalani test polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 5 Mei 2020. Pemkot Bekasi menggelar tes massal corona terhadap penumpang KRL Commuterline dengan menyiapkan 300 alat test PCR, tes secara massal tersebut dilakukan setelah tiga penumpang KRL dari bogor terdeteksi terpapar virus corona atau Covid-19. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi atau Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan alat pendeteksi Virus Corona alias COVID-19 baik berbasis PCR maupun non-PCR tengah dikembangkan di dalam negeri.

Untuk alat tes PCR, kata dia, saat ini sudah disiapkan 10 boks untuk divalidasi dan registrasi. "Targetnya bulan ini selesai, sehingga pada akhir bulan ini bisa diproduksi 50 ribu alat tes," ujar Bambang dalam rapat gabungan bersama Komisi VI, Komisi VII, dan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 5 Mei 2020.

Desain alat tes PCR tersebut, menurut Bambang, menggunakan analisis bioinformatika dengan virus yang spesifikasinya paling dekat atau yang ada di Indonesia. Sehingga, bisa sesuai dengan kondisi di Tanah Air. "Izin produksi alat kesehatan yang baik sudah diperoleh, saat ini menunggu validasi."

Pada lini alat tes non-PCR, Indonesia juga tengah mengembangkan alat uji cepat alias rapid test. Bambang berharap per 8 Mei 2020 bisa dihasilkan 10.000 alat uji kilat untuk bisa mendeteksi Immunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin M (IgM) berbasis sintesis.

Alat uji cepat itu dirancang melalui kerja sama Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan Hepatika. "Kalau 10.000 ini sudah tes validasi, maka diperkirakan pada bulan Juni 2020 sudah diproduksi 50.000 alat tes secara massal," ujar Bambang.

Selain alat uji cepat untuk deteksi IgG dan IgM, BRIN juga mengembangkan alat uji cepat untuk mendeteksi antigen berbasis biosensor. Alat tersebut merupakan hasil kerja sama pengembangan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Padjadjaran.

Di samping itu, mereka juga mengembangkan alat uji cepat untuk mendeteksi IgG dan IgM berdasarkan gen spike dan nucleocapside. Dua produk itu, kata Bambang, dijadwalkan masuk uji validasi pada akhir Juli dan setelah itu bisa diproduksi massal.

Terakhir, pemerintah juga mencoba mengembangkan alat uji cepat berbasis LAMP Turbidimetri dan Kolometri. Alat tersebut dikembangkan bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dengan target Juli 2020. Bambang mengatakan alat tersebut akan memiliki keunggulan setara dengan PCR, namun dengan waktu tunggu untuk melihat hasil hanya sekitar 1 jam.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Sudah Terdeteksi di Indonesia, Begini Cara Mencegah Mycoplasma Pneumoniae

8 Desember 2023

Sudah Terdeteksi di Indonesia, Begini Cara Mencegah Mycoplasma Pneumoniae

Selain melakukan swab rapid test, imunisasi, dan mengenakan masker, seseorang dapat menxegah mycoplasma pneumoniae dengan cara berikut.

Baca Selengkapnya

Kasus Cacar Monyet di Jakarta Menjadi 43 Hari Ini, Ada Pasien Kritis Pertama

23 November 2023

Kasus Cacar Monyet di Jakarta Menjadi 43 Hari Ini, Ada Pasien Kritis Pertama

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penambahan satu lagi kasus cacar monyet atau Mpox per hari ini, Kamis 23 November 2023.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Tes Cepat Molekuler untuk Deteksi Dini Penyakit TBC

22 November 2023

Cara Kerja Tes Cepat Molekuler untuk Deteksi Dini Penyakit TBC

Deteksi TBC bisa dilakukan dengan pemeriksaan Tes Cepat Molekuler atau TCM menggunakan alat GeneXpert System.

Baca Selengkapnya

ASRRAT 2023 Kembali Digelar, Mantan Menristek Ungkap 3 Hal Menuju Net Zero Emission

7 November 2023

ASRRAT 2023 Kembali Digelar, Mantan Menristek Ungkap 3 Hal Menuju Net Zero Emission

NCCR kembali menyelenggarakan pemeringkatan Asia Sustainability Report Rating (ASRRAT) 2023. Mantan Menristek Ungkap 3 Hal menuju Net Zero Emission.

Baca Selengkapnya

Pasien Cacar Monyet di DKI Jakarta Bertambah Jadi 27 Orang

4 November 2023

Pasien Cacar Monyet di DKI Jakarta Bertambah Jadi 27 Orang

Dinas Kesehatan DKI menyatakan ada 27 orang di Jakarta yang saat ini positif terkena cacar monyet atau mpox.

Baca Selengkapnya

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

23 Agustus 2023

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: 6 Bahaya Pinjol yang Harus Diwaspadai, Arvilla Delitriana Perancang Longspan LRT Jabodebek

8 Agustus 2023

Terpopuler: 6 Bahaya Pinjol yang Harus Diwaspadai, Arvilla Delitriana Perancang Longspan LRT Jabodebek

Akibat terjerat pinjaman online atau pinjol, mahasiswa UI Jurusan Sastra Rusia, Altafasalya Ardnika Basya alias AAB tega membunuh adik kelasnya.

Baca Selengkapnya

Segera Tes Cepat Antigen Mandiri saat Alami Gejala COVID-19 Arcturus

17 April 2023

Segera Tes Cepat Antigen Mandiri saat Alami Gejala COVID-19 Arcturus

Kemenkes mengimbau masyarakat melakukan tes antigen mandiri saat merasa mengalami gejala Covid-19 Arcturus.

Baca Selengkapnya

Bambang Brodjonegoro: RI Perlu Tingkatkan Fundamental Ekonomi Makro untuk Target 2045

9 Maret 2023

Bambang Brodjonegoro: RI Perlu Tingkatkan Fundamental Ekonomi Makro untuk Target 2045

PwC Indonesia Investment Director Julian Smith menyatakan ekonomi global diperkirakan akan mengalami sedikit perlambatan di 2023.

Baca Selengkapnya

Putri Candrawathi Mengaku Tidak Tahu Siapa yang Ajak Yosua Ikut Isoman ke Rumah Duren Tiga

11 Januari 2023

Putri Candrawathi Mengaku Tidak Tahu Siapa yang Ajak Yosua Ikut Isoman ke Rumah Duren Tiga

Putri Candrawathi mengaku tidak tahu siapa yang mengajak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat untuk isolasi mandiri ke rumah dinas Ferdy Sambo

Baca Selengkapnya