PLTU Paiton Diserang Ribuan Ubur-ubur

Rabu, 29 April 2020 14:52 WIB

PLTU Paiton 1 dan 2 yang berlokasi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, diserang ribuan ubur-ubur sejak Sabtu pekan lalu, 25 April 2020 Foto: dok. PLN

TEMPO.CO, Jakarta - Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Paiton 1 dan 2 yang berlokasi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, diserang ribuan ubur-ubur sejak Sabtu pekan lalu, 25 April 2020. Peristiwa ini merupakan kali kedua setelah serangan yang sama pernah terjadi pada 2016 lampau.

General Manager PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan (UP) Paiton 1 dan 2 Mustofa Abdillah mengatakan manajemen telah menyiapkan langkah khusus untuk menjaga agar penyediaan listrik yang memiliki daya tampung 800 megawatt itu tidak terganggu. “Berkaca pada pengalaman 2016 lalu, kali ini kami lebih siap dan metode-metode yang telah kami lakukan tersebut telah terbukti berhasil," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 April 2020.

Mustofa menjelaskan, untuk menangani serangan itu, manajemen menggunakan metode kehati-hatian dan ramah lingkungan agar biota laut tersebut tidak masuk ke mesin pembangkit sehingga kelestariannya terjaga. Ia menerangkan, perseroan memasang tiga lapis pengaman berupa jaring.

Adapun jaring pertama di pasang di canal intake atau tempat masuknya air laut yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit. Jaring-jaring ini berfungsi sebagai pengaman pertama untuk mencegah ubur-ubur masuk ke dalam canal intake.

Selanjutnya, jaring pengaman kedua ditempatkan di wilayah pompa. Keberadaan jaring ini dipasang agar ubur-ubur tidak tersedot pompa.

Kemudian jaring pengaman ketiga dipasang di depan area mesin untuk mencegah ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU. Dari langkah tersebut, hingga Selasa, 28 April pukul 10.00 WIB, ubur- ubur masih tampak banyak di sekitar canal intake, namun bisa dikendalikan.

Selain melakukan pengamanan internal, perseroan turut menggandeng nelayan di sekitar di unit pembangkit untuk melakukan penanganan terhadap serangan ubur-ubur. Mustofa mengatakan, sebanyak 15 nelayan di tujuh kapan dikerahkan untuk menjala ubur-ubur agar dapat digiring dan dilepaskan ke tengah laut.

“Personel ditempatkan di titik penempatan jaring untuk menghalau potensi masuknya ubur-ubur ke area unit pembangkit Paiton,” ujarnya Mustofa.

Direktur Utama PJB Iwan Agung Firstantara mengakui kejadian ini bukan hal yang mudah bagi perseroan. "Karena serangan ubur-ubur ini terjadi pada saat pandemi Covid-19 dan di tengah bulan Ramadan. Namun kami berkomitmen untuk mengatasi kejadian ini," ujarnya.

Executive Vice President Corporate Communication dan CSR PLN
I Made Suprateka menerangkan, serangan ubur-ubur itu umumnya terjadinya karena adanya perubahan cuaca. "Kalau fenomena 2016 lalu karena saat itu cuaca dingin tengah melanda perairan Australia sehinggamemicu biota laut ini bermigrasi ke Laut Jawa dan Selat Madura," ucapnya.

Berita terkait

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

2 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

2 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

2 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

2 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Pekerja Perempuan 24 Persen, PLN Klaim Dukung Kesetaraan Gender

3 hari lalu

Pekerja Perempuan 24 Persen, PLN Klaim Dukung Kesetaraan Gender

PLN mengaku berkomitmen menerapkan perlindungan, pencegahan, dan penanganan pelecehan seksual bagi pekerja perempuan di lingkungan perusahaan.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

3 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

6 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

7 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

PLN dan Huawei Bekerja Sama dalam Proyek JIC, Dukung Transformasi Energi

7 hari lalu

PLN dan Huawei Bekerja Sama dalam Proyek JIC, Dukung Transformasi Energi

PT PLN (Persero) dan PT Huawei Tech Investment berkolaborasi dalam Joint Innovation Center (JIC). Proyek itu untuk memperkuat transformasi digital.

Baca Selengkapnya