Kemenkeu Terbitkan SBSN Rp 46,49 Triliun via Private Placement

Rabu, 29 April 2020 14:36 WIB

Gedung Kementerian Keuangan atau Kemenkeu. Dok TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan atau Kemenkeu telah melakukan transaksi surat berharga syariah negara atau SBSN dengan skema private placement dengan jumlah total Rp 46,49 triliun pada Senin lalu, 27 April 2020.

Surat berharga syariah negara (SBSN) yang diterbitkan terdiri atas tiga seri project based sukuk (PBS). Pertama, PBS003 dengan nilai nominal Rp 11,6 triliun berjenis fixed rate dan dapat diperdagangkan yang akan jatuh tempo 15 Januari 2027. Seri itu memiliki imbal hasil 7,79 persen dan tingkat imbalan atau kupon 6,00 persen per tahun.

Kedua, PBS017 dengan nilai nominal Rp 30,33 triliun berjenis fixed rate dan dapat diperdagangkan yang akan jatuh tempo 15 Oktober 2025. Seri itu memiliki imbal hasil 7,63 persen dan tingkat imbalan atau kupon 6,125 persen per tahun.

Ketiga, PBS027 dengan nilai nominal Rp4,56 triliun berjenis fixed rate dan dapat diperdagangkan yang akan jatuh tempo 15 Mei 2023. Seri itu memiliki imbal hasil 6,55 persen dan tingkat imbalan atau kupon 6,50 persen per tahun.

Dengan demikian, total nilai penerbitan senilai Rp 46,49 triliun. Settlement transaksi akan dilakukan pada 4 Mei 2020.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Kementerian Keuangan telah melakukan transaksi penerbitan surat utang negara dengan skema private placement senilai Rp 62,62 triliun pada Senin lalu. SUN yang diterbitkan terdiri atas tiga seri obligasi negara. Pertama, FR0084 dengan total nominal Rp 37,87 triliun berjenis fixed rate.

FR0084 memiliki kupon 7,25 persen dan imbal hasil atau yield 7,37 persen. Seri itu akan jatuh tempo pada 15 Februari 2026.

Kedua, FR0085 dengan total nominal Rp21,17 triliun berjenis fixed rate. Seri itu memiliki kupon 7,75 persen dan yield 7,86 persen yang akan jatuh tempo pada 15 April 2031.

Ketiga, VR0033 dengan total nominal Rp3,56 triliun berjenis variable rate. Kupon seri itu diatur dengan mengacu kepada Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate + 4 basis points (bps) dan untuk kupon tiga bulan pertama sebesar 4,54 persen.

BISNIS

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya