Apindo Tunggu Penjelasan Penundaan Pembahasan RUU Cipta Kerja

Reporter

Antara

Sabtu, 25 April 2020 17:20 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto didampingi sejumlah menteri menyerahkan surat presiden dan draf RUU Omnibus Law Cipta Kerja kepada Ketua DPR Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2020. Pemerintah mengubah nama omnibus law Rancangan Undang-undang Cipta Lapangan Kerja menjadi RUU Cipta Kerja. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono menunggu penjelasan lebih lanjut dari pemerintah mengenai penundaan klaster ketenagakerjaan dalam omnibus law RUU Cipta Kerja, terutama langkah untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan.

"Kami tunggu dulu kira-kira seperti apa penjelasan pemerintah lebih rinci menyikapi ini," kita Iwantono di Jakarta, Sabtu, 25 April 2020.

Jumat kemarin, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan pembahasan RUU Cipta Kerja khusus klaster Ketenagakerjaan ditunda. Ia mengatakan pemerintah dan DPR memiliki pandangan yang sama soal tersebut.

Iwantono mengatakan, RUU Cipta Kerja atau Omnibus Law memang hajat pemerintah dan pemerintah sudah menyiapkannya dalam waktu yang lama.

Menurut dia, tujuan utama RUU tersebut adalah mengatasi angkatan kerja yang sangat banyak dan perlu lapangan pekerjaan. Jika pemerintah menunda pembahasan klaster ketenagakerjaan dalam RUU Cipta Kerja, kata dia, tentu itu hak pemerintah.

Iwantono menjelaskan jumlah angkatan kerja kerja Indonesia mencapai sekitar 133 juta orang. Di antaranya sekitar 126 juta orang bekerja. Dari jumlah itu, pekerja formal sekitar 56 juta dan informal sekitar 70 juta orang.

Menurut dia, di antara penduduk yang bekerja itu, jumlah orang yang tidak bekerja di bawah normal sekitar 45 juta orang. Belum lagi setiap tahun terjadi pertambahan angkatan kerja baru sekitar 2,3 juta orang.

Jadi, menurut dia, tujuan pemerintah mengenai RUU Cipta Kerja adalah mengangkat derajat sebagian besar penduduk yang masih tidak normal dari sisi pekerjaan tersebut.

"Nah, sekarang bagaimana pembahasan omnibus law apa bisa dilanjutkan tanpa klaster tenaga kerja? Kami tunggu dulu, kira-kira seperti apa penjelasan pemerintah," katanya.

Iwantono mengatakan masalah penyediaan lapangan kerja mempunyai banyak aspek, terutama hambatan investasi.

"Persoalan utama investasi adalah aturan yang ruwet, tumpang tindih, tidak efisien dan mahal. Hal ini yang akan diperbaiki," kata Iwantono.

Tanpa investasi tidak akan terjadi penciptaan lapangan kerja.

Selain itu, menyangkut karakter dari sektor-sektor yang mampu menyumbangkan lapangan kerja, dengan 70 jutaan angkatan kerja itu adanya di sektor informal terutama usaha ultra mikro, mikro, kecil, dan menengah.

Dengan demikian, pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah ini menjadi kata kunci juga dalam RUU Cipta Kerja.

"Jika kemudian masalah ketenagakerjaan ditinggalkan, apa bisa ya? Kan ini persoalan terkait satu sama lain dan mestinya dijalankan secara komprehensif," katanya.

Yang jelas, katanya, wabah Covid-19 bisa menyebabkan pengangguran. Menurut dia, ini perlu diantisipasi secara dini agar tidak menimbulkan persoalan sosial, sehingga pembahasan RUU Cipta Kerja harus terkait langsung dengan upaya untuk membangkitkan puing-puing ekonomi ini.

Adapun Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea meminta klaster ketenagakerjaan dalam Omnibus Law RUU Cipta Kerja disusun ulang dengan melibatkan semua pihak, termasuk buruh. Andi mengatakan permintaan itu pula yang disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan Rabu lalu, 22 April 2020.

ANTARA

Berita terkait

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

4 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

6 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

6 jam lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

6 jam lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

7 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

7 jam lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

9 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

9 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

11 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

12 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya