Ridwan Kamil: Bio Farma Berhasil Produksi 50 Ribu PCR Tiap Minggu
Reporter
Eko Wahyudi
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 25 April 2020 11:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan PT Bio Farma sudah mampu memproduksi tes kit reagen Polymerase Chain Reaction (PCR) virus corona secara mandiri. Bahkan jumlah reagen yang diproduksi perusahaan farmasi pelat merah tersebut bisa mencapai puluhan ribu setiap pekannya.
"Kini PT Biofarma @biofarmaid di Kota Bandung sudah bisa memproduksi test kit Reagen PCR mandiri. sebanyak 50 ribu tes kit per minggu," kata Ridwan melalui akun media sosial Instagram pribadinya, Jumat 24 April 2020.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menuturkan, PCR ini merupakan tes yang sejauh ini paling akurat untuk mendeteksi virus corona dibandingkan dengan rapid test melalui darah. Selain itu, tes swab PCR saat ini memang tengah menjadi rebutan karena tak banyak negara bisa memproduksinya.
"PCR adalah metode swab hidung tenggorokan. Metode paling akurat mendekati 90 persen. Tes kit nya selama ini mahal dan harus diimpor dari Luar Negeri," ucap dia.
Jika mengacu pada jumlah penduduk di dalam negeri sekitar 270 juta orang, kata Ridwan, paling tidak Indonesia harus mampu melakukan tes Covid-19 terhadap 2 juta penduduknya guna mendapatkan rasio 0,6 persen, seperti halnya dilakukan Korea Selatan.
"Keberhasilan negara dunia yang tren covidnya turun seperti Korea Selatan adalah dengan pelacakan dan tes masif," tuturnya.
Ridwan mengatakan, dengan Bio Farma berhasil memproduksi secara mandiri tes kit PCR, maka dapat membantu Indonesia dalam memerangi virus corona. Kemudian apabila dalam negeri telah cukup, kata dia, hal itu bisa membantu dunia kelak.
Adapun, Bio Farma terlibat dalam produksi alat PCR test tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Nomor 72 Tahun 2020. Beleid itu mengatur tentang Task Force dan Inovasi Teknologi Penanganan Covid-19 (TFRIC19).
Task Force tersebut melibatkan sejumlah kementerian, di antaranya Kementerian Riset dan Teknologi RI, Kementerian Kesehatan RI, universitas dan lembaga penelitian di Indonesia, serta startup yang bergerak dalam bidang genetika dan biomolekuler.
Bio Farma menjadi bagian dari sub grup Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR). Bio Farma berperan dalam membuat kit diagnostik berbasis PCR yakni produksi dan pengemasan, quality control, validasi, serta registrasi untuk mendapat izin edarnya. Bio Farma juga akan mendistribusikan Kit ke seluruh fasilitas kesehatan rujukan yang berada di seluruh Indonesia.
EKO WAHYUDI l AHMAD FIKRI