Erick Thohir akan Berantas Mafia Alkes, BUMN: Perintah Jokowi

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Jumat, 17 April 2020 21:41 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir saat melihat uji coba alat ventilator buatan Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Kamis, 16 April 2020. Erick Thohir berharap wabah COVID-19 ini menjadi titik balik bagi Indonesia untuk menghasilkan produk kesehatan dalam negeri khususnya ventilator guna menunjang fasilitas Rumah Sakit yang ada di Indonesia. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menjelaskan soal mafia pengadaan alat kesehatan (alkes) dan bahan bakunya di Indonesia yang sempat disinggung oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Dia mengatakan, Erick Thohir melihat para mafia ini membuat orang-orang terlalu sibuk berdagang tanpa memikirkan membangun kemandirian industri alat kesehatan. "Jadi ini jelas dari permintaan Pak Jokowi (Presiden RI) untuk memberantas mafia dengan bangun industri lokal, industri farmasi sehingga bisa produksi sendiri apa kebutuhan kita," kata Arya dalam pernyataannya, Jumat, 17 April 2020.

Arya mengungkapkan, impor alat kesehatan Indonesia mencapai 90 persen dari kebutuhan dalam negeri. Kemudian hal serupa terjadi dengan bahan baku obat-obatan yang banyak diimpor dari India.

Ketergantungan pada impor alkes dan bahan baku itu, kata Arya, dilihat Erick Thohir sebagai suatu ancaman bagi bangsa Indonesia ketika terjadi suatu hal yang darurat. Oleh karena itu, Menteri BUMN menginisiasi pembentukan subholding farmasi yang terdiri dari PT Bio Farma, PT Indofarma, dan PT Kimia Farma guna mengatasi permasalahan tersebut.

"Makanya Pak Jokowi (Presiden RI) memerintahkan Pak Erick untuk mempercepat proses penangan masalah kesehatan, farmasi tepatnya," ucap Arya.

Ketika terjadi pandemi corona seperti saat ini, Arya mengatakan, subholding farmasi langsung diuji dengan peningkatan kebutuhan alat kesehatan yang sebelumnya orang kurang menyadari hal tersebut. "Kita ada pabriknya tapi bahan bakunya dari luar negeri. Nah di Indonesia hanya sebagai tukang jahitnya pabrik APD ini," ucapnya.

Menurut Arya, kejadian tersebut tak hanya terjadi pada APD, tetapi juga masker medis dan peralatan ventilator. Erick Thohir pun berinisiatif mengumpulkan beberapa perguruan tinggi, industri otomotif dan litbang untuk mencari solusi produksi ventilator.

"Nah, ternyata dalam tempo sebulan itu teman-teman UI dan ITB bisa membuat ventilator, meski ventilatornya bukan buat yang masuk ICU, tapi ventilator tahap awal. Artinya, mampu bangsa kita sebenarnya membuat," ungkap Arya.

Eko Wahyudi

Berita terkait

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

1 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

9 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

10 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

11 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

12 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

13 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

13 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Progres Merger BTN Syariah dan Muamalat: Belum Diproses OJK dan Ditolak MUI

14 jam lalu

Progres Merger BTN Syariah dan Muamalat: Belum Diproses OJK dan Ditolak MUI

Bagaimana kelanjutan rencana merger BTN Syariah dengan Bank Muamalat, ketika OJK belum memproses dan MUI menolaknya?

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

14 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

16 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya