Sejak 2019, Impor Senjata Mayoritas untuk Granat dan Rudal

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Jumat, 17 April 2020 14:52 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik Suharyono saat merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2017 di kantor pusat Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, 6 November 2017. BPS merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2017 sebesar 5,06 persen year on year (yoy), lebih tinggi dari kuartal pertama dan kedua 2017 sebesar 5,01 persen. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor produk senjata dan amunisi serta bagiannya meningkat tajam pada Maret 2020. Dibandingkan Februari 2020, nilai impor senjata meroket hingga 7.384 persen, dari US$ 2,5 juta menjadi US$ 187,1 juta.

Angka US$ 187,1 juta ini juga naik 8.809 persen dibandingkan Maret 2019 yang hanya US$ 2,1 juta. “Ini rutin dilakukan setiap tahun untuk pertahanan dan keamanan. Kebetulan 2020 jatuhnya Maret 2020,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers online di Jakarta, Rabu, 15 April 2020.

Salah satu pihak yang berwenang membeli senjata adalah Kementerian Pertahanan yang sekarang dipimpin Prabowo Subianto. Namun, juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan sepanjang Maret 2020, pihaknya hanya membeli senjata dan amunisi dari Pindad.

Sehingga, Dahnil meminta data impor senjata dan amunisi Maret 2020 ini untuk dicek lebih jauh. Sebab, masih ada institusi lain yang juga memiliki kewenangan untuk pembelian senjata. “Karena yang belanja senjata ada beberapa institusi, selain TNI dan Kementerian Pertahanan,” kata dia.

Lalu seperti apa sebenarnya tren data impor senjata dan amunisi Indonesia selama ini?

Advertising
Advertising

Data BPS menunjukkan, tren impor senjata dan amunisi sebenarnya mengalami penurunan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Tahun 2015, Kementerian Perdagangan mencatat impor senjata dan amunisi dengan kode HS 93 ini mencapai US$ 291,8 juta. Tahun berikutnya, 2016, melonjak hampir dua kali lipat menjadi US$ 558,3 juta.

<!--more-->

Setelah itu, barulah berturut-turut impor senjata dan amunisi menurun. us$ 414,1 juta pada 2017, US$ 313,7 juta pada 2018, dan US$ 138 juta pada 2020. Sehingga, sejak 2016, impor senjata sudah turun 75 persen, sebelum akhirnya mulai naik lagi pada 2020 ini.

Sementara pada tahun 2019, Indonesia mengimpor US$ 138,5 juta untuk kelompok barang senjata dan amunisi dengan kode HS 93. Total, ada sekitar 28 jenis barang yang diimpor sepanjang tahun lalu. Ada lima barang yang diimpor dengan nilai paling besar yaitu:

  1. Bombs, grenades, torpedoes, mines, missiles, similar munitions of war senilai US$ 60,2 juta
  2. Oth military weapons, oth than revolvers, pistols and the arms of senilai US$ 13,6 juta
  3. Parts of cartridges for shotgun and air gun pellets senilai US$ 10,3 juta
  4. Oth cartridges oth than 22 calibre cartridges of oth heading senilai US$ 9,8 juta
  5. Oth arms (spring,air/gas guns & pistols) excluding those of heading senilai US$ 7,4 juta

Lalu pada Januari 2020, Indonesia mengimpor senjata dan amunisi senilai US$ 18,1 juta. Dari jumlah ini, kelompok barang yang paling banyak diimpor masih sama yaitu bombs, grenades, torpedoes, mines, missiles, similar munitions of war dengan kode HS 93069000.

Adapun sepanjang Januari-Maret 2020 atau kuartal I 2020, total impor senjata dan amunisi mencapai US$ 207,7 juta. Angka ini naik 606,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 29,4 juta.

Berita terkait

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

7 jam lalu

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

7 jam lalu

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Anies Baswedan mengakui dirinya masih kerap ditanya apakah akan masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

9 jam lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

10 jam lalu

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

Ketua PBNU mengatakan kehadiran Prabowo dan Gibran ada konteks khusus.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

11 jam lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

12 jam lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

13 jam lalu

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

Golkar bilang KIM tidak pernah membahas penolakan terhadap PKS jika ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

14 jam lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

14 jam lalu

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

Gibran lalu disambut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

15 jam lalu

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

Dasco mengatakan Gerindra terbuka untuk melakukan dialog mengenai keinginan PKS bergabung ke kubu Prabowo.

Baca Selengkapnya