Akhiri Perang Harga Minyak, OPEC+ Sepakat Pangkas Produksi

Reporter

Bisnis.com

Senin, 13 April 2020 07:37 WIB

Markas OPEC di Wina, Austria.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen minyak utama dunia membuat kesepakatan bersejarah untuk memangkas produksi minyak dunia mendekati hampir 10 juta barel per hari yang sekaligus mengakhiri perang harga antara Arab Saudi dan Rusia.

"Saya sangat senang dengan kesepakatan itu,” ujar Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, Senin, 13 April 2020.

Setelah melakukan panggilan dan konferensi video secara maraton selama sepekan, para menteri dari negara OPEC+ dan G20 akhirnya menghasilkan kesepakatan untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 terhadap permintaan minyak. OPEC+ akan memangkas produksi 9,7 juta barel per hari atau sedikit di bawah proposal awal 10 juta barel per hari.

Produksi harus dipangkas agar harga minyak tidak semakin tergelincir. Sebelumnya, tidak ada mufakat dan kesepakatan antara Rusia dan Arab Saudi yang sudah terjalin sejak 2016 untuk mengurangi produksi minyak.

Di tengah penurunan harga minyak, Arab Saudi justru memutuskan untuk menaikkan jumlah produksi 10 juta hingga 12 juta barel per hari pada bulan depan. Pun demikian dengan Rusia yang bersiap menaikkan jumlah produksi minyaknya.

Perjanjian para menteri dari negara OPEC+ dan G20 mengakhiri bulan penuh gejolak ketika harga minyak mentah Brent jatuh ke level terendah dalam hampir dua dekade terakhir di US$ 20 per barel. Padahal, awal tahun ini harga masih diperdagangkan di atas US$ 70 per barel.

Covid-19 melumpuhkan sejumlah perjalanan udara dan darat, permintaan bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar jet serta diesel. Kondisi itu menekan industri Amerika Serikat (AS), stabilitas negara yang bergantung kepada minyak, dan mengganggu aliran petrodolar di tengah kondisi ekonomi global yang sedang sakit.

AS, Brasil, dan Kanada akan menyumbang pemangkasan 3,7 juta barel untuk pemangkasan produksi. Sementara itu, negara-negara G20 lainnya akan berkontribusi 1,3 juta barel.

Kendati demikian, Bloomberg mencatat kesepakatan itu belum mengangkat harga minyak. Pasalnya, pemangkasan pasokan tidak akan mengurangi kelebihan yang terus bertambah karena Covid-19 mematikan ekonomi global.

Akibatnya, harga minyak mentah Brent diperdagangkan 0,2 persen lebih rendah di London.

BISNIS

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

8 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

10 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

11 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

22 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

3 hari lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

6 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya