6 Universitas Sedang Kembangkan Ventilator Buatan Lokal

Senin, 6 April 2020 16:32 WIB

Petugas menyiapkan ventilator di salah satu ruangan di Wisma Atlet Kemayoran yang disiapkan menjadi RS Darurat Corona COVID-19, Jakarta, Ahad, 22 Maret 2020. Rumah Sakit Darurat Corona ini rencananya akan beroperasional esok hari. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan saat ini sejumlah perguruan tinggi tengah melakukan riset untuk bisa memproduksi ventilator di dalam negeri. Kebutuhan ventilator belakangan melonjak seiring dengan merebaknya virus Corona alias Covid-19.

Salah satu perguruan tinggi yang tengah memacu riset untuk membuat cetak biru produksi ventilator lokal adalah Universitas Gadjah Mada atau UGM. "Kini ada upaya on going yang libatkan YPTI (PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri) juga bersama dengan UGM dan nanti pada gilirannya akan kami kawinkan dengan Toyota Motor," ujar Agus dalam rapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 6 April 2020.

Agus mengatakan YPTI dan UGM sudah melakukan reverse engineering untuk bisa merekayasa serta merumuskan cetak biru ventilator seperti apa. Pasalnya, saat ini pelaku industri belum memproduksi alat tersebut, salah satunya lantaran belum ada cetak birunya. "Nanti proses ini bisa kita lihat kesuksesannya."

Selain UGM, Institut Teknologi Bandung juga kini tengah mengembangkan ventilator buatan lokal. Berbeda dengan UGM, ITB tidak melakukan reverse engineering, melainkan merekayasa langsung. Proses rekayasa itu kini sudah didampingi Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan.

Agus mengatakan saat ini pengembangan ventilator lokal itu sedang memasuki tahap penyempurnaan sistem. Harapannya, ventilator sederhana ini bisa dimanfaatkan untuk membantu penanganan awal bagi pasien yang belum dirawat di rumah sakit. Perguruan tinggi lainnya yang melakukan pengembangan ventilator adalah dari Universitas Indonesia.

Perguruan tinggi lainnya yang juga melakukan pengembangan ventilator antara lain Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, serta Universitas Airlangga yang berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh November.

"Harapannya dalam waktu dekat sudah bisa direalisasikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan ventilator, khususnya untuk kasus awal, kasus ringan," kata Agus. Pasalnya, permintaan atau kebutuhan ventilator terus melonjak sehingga harga semakin tinggi. Belum lagi, kata Agus, kerap ada aksi hijack dalam pembelian ventilator tersebut di kancah internasional.

Sebelumnya, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menyatakan, dalam upaya mendorong para anggotanya untuk memproduksi ventilator, pihaknya meminta kepada pemerintah dapat menyediakan rekanan kompeten. “Kami membutuhkan pendamping khususnya industri yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam pembuatan ventilator,” ujarnya.

Pendamping atau industri yang berpengalaman itu yang akan membantu mulai dari menjabarkan blue print terkait teknis pembuatan ventilator, alih teknologi, sampai memodifikasi fasilitas perakitan mobil yang ada saat ini agar dapat digunakan memproduksi ventilator dan menentukan standar bahan baku kepada supplier. “Kemudian, partner yang sudah berpengalaman itu menentukan standar bahan baku kepada pemasok, kami hanya membantu menjahitkan,” ujar Nangoi.

Berita terkait

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

1 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

2 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

7 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

15 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

20 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

25 hari lalu

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

Dengan aturan ini, dokumen lartas yang sebelumnya hanya berupa laporan survey (LS) kini bertambah menjadi LS dan Persetujuan Impor.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

29 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

35 hari lalu

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

Zulhas memimpin pemusnahan barang impor ilegal yang didapat dari pengawasan post border. Adapun total nominal barang itu mencapai Rp 9,3 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Masduki: Industri Knalpot Aftermarket Punya Potensi Ekonomi Besar

38 hari lalu

Menteri Teten Masduki: Industri Knalpot Aftermarket Punya Potensi Ekonomi Besar

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan industri knalpot aftermarket punya potensi ekonomi besar.

Baca Selengkapnya

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

40 hari lalu

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

AFPI menjamin penagih utang dalam industri fintech lending sudah bersertifikat.

Baca Selengkapnya