Kekayaan Pemilik Pabrik Ventilator Cina Melesat Berkat Corona

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 3 April 2020 18:48 WIB

Ventilator Hamilton Medical AG terlihat di sebuah pabrik di Domat / Ems, Swiss 18 Maret 2020. [REUTERS / Arnd Wiegmann]

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah corona yang terjadi hampir di seluruh dunia, mendongkrak kekayaan produsen ventilator asal Cina. Kekayaan tiga pendiri perusahaan produsen ventilator meningkatkan hingga mencapai US$ 7,3 miliar atau setara Rp 123,84 triliun pada tahun ini.

Dilansir Bloomberg, Jumat, 3 April 2020, saham Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics Co meningkat 41 persen didorong oleh lonjakan permintaan perangkat ventilator. Pasalnya, virus corona mengakibatkan pasien mengalami kesulitan bernapas sehingga dibutuhkan mesin untuk menyambung hidup.

"Permintaan global setidaknya 10 kali lipat dari mesin yang kini tersedia di rumah sakit," ujar sekretaris dewan direksi Mindray, Li Wenmei, seperti dikutip Bloomberg, Jumat 3 April 2020.

Chairman Mindray, Li Xiting, seorang warga negara Singapura dan orang terkaya di negara itu, juga menambahkan US$ 3,7 miliar (Rp 62,77 triliun) ke dalam pundi-pundi kekayaan bersihnya. Nilai kekayaannya, menurut Bloomberg Billionaires Index, mencapai US$ 12,7 miliar (Rp 215,44 triliun).

Penambahan itu menempatkan Li sebagai salah satu dari lima top gainers di seluruh dunia. Jeff Bezos yang merupakan orang terkaya di dunia mencatatkan penambahan kekayaan sebesar US$ 3,4 miliar (Rp 57,68 triliun) sementara kekayaan Bill Gates turun US$ 15,3 miliar (Rp 259,55 triliun).

Advertising
Advertising

Krisis kesehatan global ini menunjukkan kebutuhan ventilator yang sangat mendesak. Perusahaan-perusahaan seperti Ford Motor Co. hingga General Motors Co. bergegas untuk membantu meningkatkan produksi.

Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo menyampaikan bahwa pasokan ventilator di daerah itu sudah sangat menipis. Sampai akhir bulan lalu, ventilator milik Mindray tidak dapat diperdagangankan di pasar AS.

Otoritas obat dan makanan di AS (FDA) mengizinkan penggunaannya berdasarkan aturan darurat yang dirancang untuk membantu mengurangi kekurangan sumber daya. Langkah itu juga telah meningkatkan prospek Mindray.

"Otorisasi itu memberikan peluang bagi produk ventilator China untuk memasuki pasar AS dengan cepat," ujar kelompok analis yang dipimpin oleh Tian Jiaqiang di Citic Securities Co., dalam catatan penelitian pekan ini.

Mindray, perusahaan yang menghasilkan 3.000 ventilator dalam satu bulan, bukan satu-satunya produsen alat berat di China.

Beijing Aeonmed Co. juga mendapat otorisasi FDA bulan lalu, menurut situs web regulator. Saham Jiangsu Yuyue Medical Equipment & Supply Co, produsen lain, telah menguat 98 persen tahun ini di Shenzhen dan meningkatkan nilai pasarnya menjadi US$ 5,7 miliar (Rp 96,69 triliun).

Meski demikian, lonjakan saham perusahaan dan kekayaan produsen ventilator tidak akan bertahan lama. "Penjualan pasti akan turun setelah wabah," kata Analis Bloomberg Intellgence Nikkie Lu.

Berita terkait

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

53 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

54 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

59 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

6 Maret 2024

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Ekonom Bloomberg Ramal Pilpres Dua Putaran, Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen

7 Februari 2024

Ekonom Bloomberg Ramal Pilpres Dua Putaran, Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen

Ekonom Bloomberg mengatakan kehadiran pemerintahan baru akan mempengaruhi aspek ekonomi ke depan.

Baca Selengkapnya

Jadi Capres Paling Unggul di Survei Bloomberg, Anies Baswedan: Kami Tawarkan Substansi

22 Januari 2024

Jadi Capres Paling Unggul di Survei Bloomberg, Anies Baswedan: Kami Tawarkan Substansi

Anies Baswedan menanggapi survei Bloomberg yang menempatkan dirinya sebagai capres paling unggul yang dipilih ekonom dan analis senior.

Baca Selengkapnya

Cerita CEO Microsoft soal OpenAI setelah Sam Altman Sempat Digulingkan

17 Januari 2024

Cerita CEO Microsoft soal OpenAI setelah Sam Altman Sempat Digulingkan

CEO Microsoft 'nyaman' dengan organisasi nirlaba OpenAI meskipun Altman digulingkan.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya