Pandemi Corona, Permintaan Multivitamin Naik 10 Kali Lipat

Rabu, 1 April 2020 05:04 WIB

Ilustrasi suplemen/vitamin. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Chief Compliance Officer (CCO) Jovee-Lifepack Abi Dwiaji Wicahyo mengatakan permintaan multivitamin naik hingga 10 kali lipat sejak wabah corona meluas. Abi menuturkan produk yang paling banyak dicari lewat aplikasi personalisasi vitamin dan suplemen ini adalah vitamin C.

"Demand naik hingga 10 kali lipat daripada sebelumnya. Kenaikan terasa sejak ejak awal Maret," ujar Abi kepada Tempo, Selasa, 31 Maret 2020.

Meski begitu, Abi mengatakan pasokan dari produsen saat ini masih terbatas dan butuh waktu yang cukup lama untuk pengiriman pasokan. Hal ini, ujar Abi, terjadi karena adanya lonjakan permintaan baik melalui website jovee.id atau pun platform e-commerce yang telah bekerja sama dengan Jovee.

Sejak terjadi lonjakan dalam sebulan terkahir akibat perkembangan Covid-19, Abi mengatakan hal tersebut membuat Jovee lebih mengatur posisi kebutuhan barang sesuai dengan permintaan. Selain itu, kata Abi, Jovee juga terus membuka kerja sama dengan para distribusi utama produk supplemen.

"Disinilah komunikasi intens dibangun bersama tim dokter dan apoteker Jovee serta selalu didukung oleh tim operasional yang siap sedia bantu sampai kepada pengiriman ke tujuan" ujar Abi.

Selain itu, Abi mengataman Jovee juga terus meningkatkan promosi melalui online, seperti media sosial hingga webaite resmi. Lewat aplikasi, Abi mengatakan Jovee juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan suplemen bagi kesehatan khususnya pada saat ini.

Melihat peningkatan permintaan barang, Abi berujar Jovee tetap mempertahankan harga ekonomis dan mudah diakses oleh masyarakat, yaitu melalui website, sosial media, sampai partner e-commerce. "Karena membantu masyarakat dan pemerintah dalam memerangi bahaya Covid-19 adalah tujuan kami saat ini," tutur Abi.

Hal senada, Direktur Keuangan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Leonard mengatakan penjualan beberapa produk herbal hingga Februari masih positif. Meski begitu, Leonard belum bisa menyebutkan angka kenaikannya lantaran masih harus menunggu rilis laporan keuangan kuartal pertama. "Rata-rata kenaikan produk terjadi untuk kategori herbal namun kami belum dapat memberikan gambaran lebih detail," ujar Leonard.

Terkait lonjakan peemintaan tersebut, Leonard mengatakan kapasitas produksi Sidomuncul menilai masih relatif aman. Pasalnya, kata dia, Sidomuncul memiliki tambahan kapasitas produksi dari pabrik baru (CODII) tahun lalu.
Leonard juga menyebutkan persediaan bahan baku masih mencukupi untuk beberapa bulan kedepan.

Leonard belum bisa memastikan kontribusi kenaikan permintaan beberala produk terhadap kinerja secara keseluruhan. Untuk target pertumbuhan tahun ini, Leonard mengatakan masih harus menunggu hasil kinerja dari kuartal pertama sambil memantau perkembangan penyebaran COVID-19 dan dampaknya.

"Meskipun kami telah memiliki target pertumbuhan yang telah ditetapkan akhir tahun lalu, namun karena kondisi yang berubah begitu cepat sekarang ini, kami perlu menghitung ulang target tahun ini," ujar Leonard.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

15 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya