Wabah Corona, Karyawan Garuda Minta Manajemen Tak Lakukan PHK

Sabtu, 28 Maret 2020 14:20 WIB

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra (tengah) bersama enam direktur lainnya dalam acara temu media di kantor Garuda Indonesia, Tangerang, Kamis, 23 Januari 2020. TEMPO/Francisca

TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atau Sekarga meminta pihak manajemen tak melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK di tengah pandemi virus corona. Permintaan tersebut disampaikan oleh Ketua Harian Sekarga Tomy Tampatty untuk menyikapi lesunya bisnis maskapai penerbangan akibat wabah ini.

"Perasaan was-was (terhadap PHK) itu wajar. Kami memahami kondisi perusahaan akibat virus corona. Tapi kami minta tak ada pengurangan karyawan," ujar Tomy kepada Tempo, Sabtu, 28 Maret 2020.

Tomy mengakui saat ini pihak manajemen memang belum melakukan pemangkasan jumlah pegawai meski operasional maskapai melorot hingga 50 persen. Meski begitu, karyawan merasa perusahaan telah memiliki beban berat untuk menjaga stablilitas bisnis di tengah pendapatan yang terus tergerus.

Maka, untuk menyelamatkan bisnis perseroan pelat merah agar ke depan tak terjadi perumahan karyawan, Tomy meminta Kementerian Badan Usaha Milik Negara bertindak. Selain memberikan insentif, kepada Menteri BUMN Erick Thohir, Tomy menginginkan pemerintah menggerojok perusahaan dengan penyertaan modal negara atau PMN dan dana talangan.

Berdasarkan catatan Sekarga, jumlah karyawan Garuda Indonesia mencapai 7.500 orang. Sebanyak 3.000 karyawan merupakan pekerja darat. Sedangkan 3.200 orang lainnya adalah pekerja udara atau awak kabin dan sebanyak 1.300 orang merupakan pilot.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra turut mengkonfirmasi bahwa saat ini pihaknya belum melakukan upaya pemangkasann karyawan. "Rencana re-karyawan belum ada," katanya kepada Tempo.

Adapun untuk menopang bisnis maskapai di tengah pandemi, perseroan telah meminta keringanan berupa penangguhan pembayaran utang kepada para lessor. Perusahaan pelat merah juga sudah mengurangi sejumlah frekuensi untuk menekan biaya operasional atau cost.

Sebelumnya, Ketua Umum INACA Denon Prawiratmadja mengatakan beberapa maskapai penerbangan sudah melakukan langkah antisipasi untuk menutup kerugian akibat penurunan jumlah penumpang. Salah satunya dengan opsi merumahkan karyawannya.

"Kami sangat mengharapkan respon positif dari Pemerintah yang cepat untuk menghindari gelombang perumahan dan PHK yang tidak bisa dihindari tersebut," tutur Denon alam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

3 hari lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

4 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

5 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

7 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

10 hari lalu

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

10 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

12 hari lalu

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Selengkapnya

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

13 hari lalu

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

Salah satu karyawan Google pun buka suara terkait PHK yang dilakukan Google terhadap 28 karyawan.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

13 hari lalu

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

Perusahaan yang melakukan PHK perlu memperhatikan beberapa ketentuan mengenai hak dan kewajibannya terhadap karyawan.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

16 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya