Faisal Basri Usulkan Ini dari pada RI Terbitkan Surat Utang Baru
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 27 Maret 2020 19:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Faisal Basri menyarankan pemerintah menjaga kepercayaan investor asing yang saat ini banyak memegang surat utang pemerintah. Caranya, adalah dengan menunjukkan bahwa Indonesia sigap dalam menangani wabah Virus Corona alias COVID-19 di Tanah Air.
Pendapat Faisal itu berkaitan dengan rencana pemerintah menerbitkan surat utang dengan nama Recovery Bond. Ia mengatakan surat utang pemerintah saat ini sudah banyak yang dijual oleh investor asing. "Dalam kondisi seperti sekarang, emergency bond mungkin bisa fungsinya hanya sebatas roll over, lebih baik bangun kepercayaan agar asing tidak menjual," ujar dia dalam siaran langsung, Jumat 27 Maret 2020.
Namun, Ia melihat beberapa pasar modal negara lain sudah ada yang menguat, misalnya saja Cina dan Korea Selatan. Kondisi itu, menurutnya, banyak dipengaruhi oleh kepercayaan investor kepada negara-negara tersebut dalam menangani wabah tersebut.
"Yang penting bukan bond baru tapi bagaimana asing confident tidak jual bondnya. Jangan menggarami lautan, nanti kita tidak laku," ujar Faisal. Banyaknya surat utang pemerintah yang dijual asing, menurutnya, juga akan membuat Bank Indonesia banyak menggelontorkan cadangan devisanya. Padahal dana tersebut tidak bisa dipakai semua.
Walau demikian, memang Faisal memperkirakan pemerintah ingin menerbitkan surat utang baru untuk melakukan roll over lantaran besarnya arus keluar yang terjadi. Sehingga situasi itu harus dikompensasi dengan iming-iming yang lebih menarik. Di samping itu, turunnya penerimaan dan naiknya defisit anggaran pun diperkirakan menjadi pertimbangan bahwa utang harus ditambah.
Sebelumnya, Pemerintah akan segera menerbitkan surat utang denominasi rupiah dengan nama Recovery Bond. Surat utang ini diterbitkan untuk mengurangi PHK dan menjaga cash flow atau arus kas dunia usaha di tengah penyebaran virus corona atau Covid-19.
“Kami sedang menjajaki ini,” kata kata Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono, dalam konferensi pers online bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis, 26 Maret 2020.
<!--more-->
Bantuan ini disiapkan pemerintah di tengah mulai terjadinya gelombang PHK di sejumlah sektor industri akibat virus corona. Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia Pauline Suharno misalnya, mengatakan gelombang PHK sudah terjadi di sektor bisnisnya. Untuk itu, kata dia, asosiasi mengharapkan pemerintah segera memberikan insentif susulan.
Susi menjelaskan, Recovery Bond ini bisa dibeli oleh swasta yang mampu, atau Bank Indonesia (BI). Dana dari penjualan ini akan dipegang pemerintah dan disalurkan lewat kredit khusus dengan bunga seringan mungkin. “Untuk membangkitkan usaha perusahaan,” kata Susi.
CAESAR AKBAR | FAJAR PEBRIANTO