Walhi Kritik Tes Corona Anggota DPR dan Keluarga: Angkuh

Rabu, 25 Maret 2020 14:39 WIB

Alat tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 dan sejumlah arti hasilnya seusai tes darah seorang ODP di Bogor, Ahad, 22 Maret 2020. Rapid tes ini menggunakan sampel darah dari orang yang menunjukkan gejala virus corona. ANTARA/Yulius Satria Wijaya

Tempo.Co, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi mengkritik rencana anggota DPR dan keluarganya yang akan melakukan rapid test virus corona atau Covid-19. Menurut Walhi, rencana ini dilakukan anggota dewan di tengah pandemi yang belum reda dan rakyat yang masih berjibaku dengan resiko keselamatan hidup.

“Pada hari-hari ini kita kembali disuguhkan tontonan angkuh dan tidak etis terkait rencana tes VIP Covid-19 untuk 2000-an anggota DPR dan keluarga,” tulis Walhi dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu, 25 Maret 2020.

Sebelumnya, anggota DPR menyatakan membeli 40 ribu unit alat rapid test ini untuk mendeteksi penyakit yang timbul akibat virus Corona. Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, alat-alat itu didatangkan dari Wuhan, Cina.

"Pembelian rapid test itu bukan dengan dana pemerintah atau APBN, tapi patungan dari kawan-kawan anggota DPR," kata Dasco kepada Tempo, Jumat malam, 20 Maret 2020. Namun, rencana ini pun akhirnya menyulut protes dari publik.

Walhi mengatakan, setidaknya ada tiga alasan mereka menyebut perilaku dewan ini angkuh dan tidak etis. Pertama, dalam kondisi krisis dan pandemi seperti saat ini, tindakan prioritas harus ditujukan pada siapapun yang berjuang di garis depan. Mereka yaitu tenaga kesehatan, hingga relawan. “Pada saat yang sama kita belum pernah mendapatkan kepastian berapa banyak ketersediaan rapid test kit,” kata dia.

Advertising
Advertising

Kedua, dalam kondisi krisis seperti saat ini, maka tindakan strategis harus diutamakan. Menurut Walhi, kelompok rentan harus didahulukan. Prioritas harus diberikan terhadap Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pemantauan (PDP) yang belum dites. “Termasuk pada wilayah prevalensi tinggi, kelompok dan individu yang pernah berhubungan dengan pihak yang positif Covid- 19,” tulis Walhi.

Ketiga, Walhi juga meminta pemberian keistimewaan kepada elit untuk dihentikan, sekalipun para anggota dewan, termasuk elit pejabat pemerintah lainnya, berdalih membiayai sendiri semua rapid test corona. Sebab saat ini, jumlah alat yang tersedia masih terbatas, semua negara juga berlomba memenuhi kebutuhannya. “Maka uang saja tidak cukup tanpa akses dan privilege politik yang mereka miliki,” tulis Walhi.

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

1 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

4 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

4 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

5 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

6 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya