Pandemi Corona, Simak 5 Tips untuk Investor Saham Berikut Ini

Rabu, 25 Maret 2020 10:54 WIB

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ambrolnya Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hingga merosot 37,36 persen sejak awal tahun akibat sentimen pandemi Corona tak sedikit menimbulkan keresahan investor. Bahkan selama 2 pekan terakhir IHSG telah mengalami setidaknya 5 kali suspensi perdagangan sementara (trading halt) karena anjlok hingga 5 persen dalam satu hari.

Penyebaran virus yang cepat nyatanya berdampak sangat dalam, tidak terkecuali bagi perekonomian global yang terus menunjukkan volatilitas, bahkan cenderung menurun. Ketidakpastian atas jangka waktu redanya pandemi ini juga membuat pergerakan pasar modal di hampir seluruh negara mengalami koreksi dalam.

Pemerintah dan otoritas terkait kian gencar memberikan stimulus dan relaksasi demi mengurai hambatan ekonomi yang muncul dari pandemi ini. Mulai dari pengaturan mekanisme pasar keuangan hingga beragam insentif untuk sektor riil.

Lalu bagaimana seharusnya investor mengeloa keuangannya di tengah situasi seperti saat ini? Berikut lima tips yang disampaikan oleh Chief Investment Officer & Director PT Jagartha Penasihat Investasi Erik Argasetya.

1. Tinjau Ulang dan Seimbangkan Portofolio

Advertising
Advertising

Peninjauan ulang portofolio secara berkala wajib dilakukan sesuai dengan tujuan investasi masing-masing investor. Saat menentukan tujuan investasi di awal, maka alokasi aset ditentukan dengan mengisi sebuah set pertanyaan investment risk profiler.

Namun satu hal yang harus diingat adalah risk profile seorang investor pun dapat berubah sesuai dengan tujuan investasi yang berubah, usia, kondisi finansial dan juga kondisi pasar seperti yang terjadi saat ini. “Sehingga, investor pun direkomendasikan untuk melakukan review dan rebalance kembali portofolionya apakah masih sesuai dengan kondisi saat ini,” ujar Erik.

2. Perhatikan Momentum Investing

Jika sudah melakukan review and rebalancing portofolio dan memang masih ada sisa dana yang dapat diinvestasikan, Erik menyebut tidak ada salahnya untuk mulai dapat melakukan momentum berinvestasi.

“Penurunan pasar saham yang sudah 'diskon besar-besaran' memberikan banyak kesempatan bagi para investor untuk mulai membangun portofolionya,” kata Erik.

Aksi beli, jika dilakukan secara tepat dengan modal pengetahuan yang cukup, akan sangat berpeluang memberikan keuntungan. Meskipun masih dilanda kekhawatiran, secara historis ada beberapa sektor yang cenderung bersifat defensif seperti sektor konsumer dan kesehatan.

Himbauan pemerintah untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, secara tak langsung memberi prospek bagus terhadap beberapa emiten telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan ini mungkin dapat diuntungkan dengan tingginya permintaan data internet.

Lebih jauh, Erik pun optimistis dalam jangka panjang pasar saham akan selalu kembali rebound setelah adanya sebuah epidemi. Dengan begitu, investor dapat memanfaatkan situasi ini untuk membeli produk investasi berbasis saham karena harga saham yang rendah dan membiarkannya hingga kondisi pasar kembali membaik.

3. Diversifikasi

Diversification is Key in Investing. Saat ini sudah banyak pilihan lain untuk berinvestasi selain di instrumen pasar modal modal seperti saham, obligasi dan reksa dana. Diversifikasi investasi bisa melalui investasi alternatif yang marak ditawarkan oleh platform-platform fintech misalnya seperti Equity Crowdfunding (ECF), Project Financing dan Peer-to-Peer (P2P).

Lending dapat menjadi pilihan diversifikasi yang baik bagi para investor. Namun, pastikan investor untuk berinvestasi hanya di produk investasi dan penyelenggara yang menyediakan produk investasi yang telah terdaftar dan mendapatkan izin dari OJK,” kata Erik.

4. Dana Darurat

Dalam kondisi seperti saat ini Erik menyarankan untuk meningkatkan dana darurat, tak hanya bagi investor tapi bagi masyarakat secara umum. Pasalnya, para ahli kesehatan memperkirakan, diperlukan waktu yang tidak sebentar hingga pandemi mereda sampai mencapai titik normal.

Maka dari itu investor perlu mengalokasikan lebih banyak dana darurat untuk berjaga di rentang waktu sekitar tiga hingga enam bulan ke depan. Dana darurat dapat dengan memegang uang tunai secara langsung atau dialokasikan di tabungan, deposito atau reksa dana pasar uang.

5. Sehat Pangkal Bahagia dan Kaya

Erik juga menekankan yang tak kalah penting adalah menjaga kesehatan diri masing-masing dan tingkatkan empati untuk membantu sesama. Pasalnya, masih banyak orang yang tidak terlalu beruntung untuk memiliki pilihan di masa isolasi seperti ini.

Oleh karena itu, Erik menyebutkan memiliki empati dan saling membantu semampunya akan sangat baik untuk membesarkan hati mereka yang sedang kesulitan terutama di masa pandemi virus Corona ini. “Apakah gunanya kekayaan jika kita tidak mempunyai kesehatan dan berbagi dengan sesama” ucapnya.

BISNIS

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

11 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

12 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

15 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

18 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

19 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

23 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

1 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

2 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

2 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya