Ekonomi Dihantam Corona, BI Diprediksi Turunkan Suku Bunga Acuan

Kamis, 19 Maret 2020 10:12 WIB

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertajuk "Digital Transformation For Indonesian Economy: Finding The New Business Models" di Hotel Kempinski, Jakarta pada Rabu, 11 Maret 2020. (Foto: Norman Senjaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan Bank Indonesia punya peluang menurunkan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate. Hal itu karena dia melihat bank sentral Amerika Serikat atau The Fed yang telah menurunkan suku bunga acuan secara drastis.

"BI punya peluang untuk menurunkan suku bunga acuan BI7DRR. Tujuannya untuk mensupport perekonomian di tengah hantaman virus global," kata Piter saat dihubungi Kamis, 19 Maret 2020.

Dia memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga acuan 25 hingga 50 basis poin(bps). Menurut dia, ketika perekonomian melambat salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah BI menurunkan suku bunga melonggarkan likuiditas. "Saya Kira harapan pasar seperti itu juga," kata dia.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta juga memperkirakan BI menurunkan suku bunga acuan. Dia menilai hal itu untuk menjaga agar inflasi stabil.

"Komitmen dalam mendukung economic growth di tengah global uncertainty akibat COVID-19 outbreak," kata Nafan.

Advertising
Advertising

Dia melihat harapan pelaku pasar ialah berkaitan dengan meningkatkan capital inflow yang mengalir ke pasar modal di tanah air. Serta mampu meningkatkan iklim investasi yang positif kedepan, khususnya di sektor riil.

Hari ini BI akan mengumunkan suku bunga acuan pertama kali menggunakan metode siaran langsung jarak jauh atau live streaming.

Sebelumnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 19-20 Januari 2020 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen. Suku bunga fasilitas simpanan juga turun 25 bps menjadi 4,00 persen, dan suku bunga fasilitas pinjaman turun 25 bps menjadi 5,50 persen.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik.

"Serta sebagai langkah pre-emptive untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global sehubungan dengan terjadinya Covid-19, (virus corona)" kata dia pada konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Februari 2020.

Berita terkait

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

14 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

20 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

2 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya