Sudah Turun 4,42 Persen, IHSG Diprediksi Masih Akan Melemah

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Selasa, 17 Maret 2020 09:21 WIB

Jurnalis melakukan sesi wawancara di dekat refleksi layar pergerakan IHSG, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG dibuka menguat 90,91 poin atau 1,4 persen ke 6.300,036, sementara pada sore harinya IHSG diutup di level 6.289,61. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan terus melemah meskipun pada perdagangan Senin 16 Maret 2020 kemarin telah terkoreksi sebesar 4,42 persen.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus memperkirakan, secara teknikal IHSG akan bergerak di kisaran 4.611 sampai dengan 4.838 pada perdagangan hari ini, Selasa 17 Maret 2020.

Menurut Nico, sejak kemarin pelaku pasar tengah menanti apakah stimulus yang diberikan The Federal Reserve mampu menekan kepanikan pasar. Adapun stimulus itu yaitu penurunan suku bunga dan kucuran dana US$ 700 miliar di pasar obligasi. Selanjutnya, apakah stimulus dari The Fed mampu untuk menghindari resesi yang berpotensi terjadi di Amerika.

“Kami berharap bahwa meskipun resesi terjadi, namun diharapkan hal tersebut terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan tidak berubah menjadi depresi ekonomi,” tulisnya dalam riset harian yang dikutip Bisnis, Selasa.

<!--more-->

Advertising
Advertising

Seperti The Fed, bank sentral negara lain pun turut ambil sikap, seperti Selandia Baru yang memangkas suku bunga acuan 75 basis poin. Begitu juga dengan Korea Selatan yang memotong bunga acuan 50 bps. Adapun Jepang memutuskan tidak akan menurunkan suku bunga.

Secara terpisah, Director PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan saat ini IHSG masih berpotensi tertekan, dengan proyeksi pergerakan pada rentang 4.498 – 4.734.

Menurut dia, momentum koreksi dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka menengah hingga jangka panjang. “IHSG terlihat memiliki potensi melemah pada hari ini,” tulisnya dalam riset harian yang dikutip Bisnis, Selasa.

Adapun beberapa saham yang direkomendasikan adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM), PT XL Axiata Tbk. (EXCL), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).

BISNIS

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

4 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

5 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

8 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya