TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti pelemahan nilai tukar atau kurs rupiah yang hampir menyentuh harga Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat. Ia menyebutkan masalah kurs yang melemah tidak hanya terjadi di Indonesia tapi di banyak negara.
"Nggak ada apa-apa juga (saat rupiah pada level Rp 15 ribu). Ya memang berat," kata Luhut melalui siaran langsung resmi Kementerian Maritim dan Investasi, Senin 16 Maret 2020.
Luhut juga menyebutkan pasar modal Indonesia yang mengalami tekanan yang cukup berat. Pada saat penutupan perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 4.694. Padahal pada saat pembukaan masih bertahan di 4.863.
"Bukan hanya kita yang mengalami ini. Kalau kalian liat New York Stock Exchange turunnya juga luar biasa juga," ujar Luhut.
Jika dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya, rupiah berada di posisi terbawah kinerja harian mata uang terburuk, diikuti oleh baht yang melemah 0,50 persen dan won yang melemah 0.08 persen.
Penurunan rupiah itu sejalan dengan IHSG yang kembali tergelincir pada pembukaan perdagangan Senin kemarin. Salah satu pemicunya adalah kekhawatiran akan dampak virus Corona yang makin meluas. Adapun saham-saham kapitalisasi besar jadi penekan utama IHSG tersebut.
Pada pukul 09.02 IHSG dibuka meluncur turun 181,43 poin atau 3,70 persen ke level 4.726,13. Indeks kemudian berusaha merangkak naik dan tercatat menunjukkan sedikit penguatan ke level 4.761 per pukul 09.46.
Saham-saham big caps terpantau memerah dan menjadi penekan indeks pada pagi ini. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memimpin pelemahan dengan turun 25,724 poin atau 4,15 persen ke level 27.125 per pukul 09.47.
BISNIS