Pasar Modal Lesu Disebut sebagai Peluang Investor untuk Masuk

Senin, 16 Maret 2020 11:46 WIB

Karyawan melintas di depan layar pergerakan IHSG, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG dibuka menguat 90,91 poin atau 1,4 persen ke 6.300,036, sementara pada sore harinya IHSG diutup di level 6.289,61. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan bahwa kondisi pasar modal saat ini digambarkan mengkhawatirkan. Tapi sebetulnya hal tersebut tergantung bagaimana perspektif investor memanfaatkan kondisi itu.

"Kondisi pasar yang sedang lesu saat ini dipengaruhi oleh banyaknya investor yang keluar dari bursa saham nasional, namun kami justru melihat ini sebagai peluang yang baik untuk masuk," ujar Agus dalam acara "Pembukaan Perdagangan BEI oleh Investor Pengelola Dana Publik" di BEI, Jakarta, Senin, 16 Maret 2020.

Agus menjelaskan, imbas merebaknya pandemi global virus Corona atau Covid-19 berdampak ke berbagai sendi kehidupan, termasuk perekonomian. Kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global akibat virus itu bahkan berdampak pada potensi penurunan pendapatan perusahaan serta minat investasi.

Tren penurunan (bearish) juga menyentuh pasar modal sejumlah negara, termasuk Indonesia. "Momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk membeli barang bagus dengan harga yang murah. Tentunya dengan tetap memastikan terlebih dahulu kondisi fundamental dari emiten," ujar Agus.

BPJS Ketenagakerjaan bersama Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) serta Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) kini mengajak investor untuk membeli saham di tengah kondisi pasar modal yang tengah menurun.

Advertising
Advertising

Agus menuturkan, BPJS Ketenagakerjaan sebagai salah satu pengelola dana yang berorientasi pada peningkatan manfaat jangka panjang bagi para pesertanya senantiasa berusaha melakukan pengelolaan investasi secara hati-hati, profesional dan dengan tata kelola yang baik, dan selalu berlandaskan regulasi yang berlaku.

Adapun regulasi yang mengatur pengelolaan investasi BPJS Ketenagakerjaan antara lain PP Nomor 99 Tahun 2013 dan PP Nomor 55 Tahun 2015 serta strategi alokasi aset yang dinamis menyesuaikan perkembangan ekonomi dan pasar modal.

Per Desember 2019, BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan dana kelolaan mencapai Rp431,6 triliun. Dana kelolaan tersebut dialokasikan pada instrumen "fixed income" (deposito dan surat utang ) 71,4 persen, saham 19,09 persen, reksadana 9,34 persen, dan sisanya pada investasi langsung (properti dan penyertaan).

Instrumen saham merupakan salah satu instrumen investasi yang bertujuan untuk mendapatkan imbal hasil (return) yang optimal dalam jangka panjang. Saat ini kepemilikan saham BPJS Ketenagakerjaan mayoritas merupakan saham kategori blue chip pada Index LQ45 dan mayoritas juga merupakan saham-saham BUMN.

Agus menegaskan pihaknya tengah melakukan analisis mendalam untuk menentukan pembelian saham, begitu pula dengan ADPI dan ADPLK. "Kami senantiasa bertukar informasi membahas kondisi pasar modal terkini. Kami perhatikan pergerakan IHSG saat ini yang mengalami koreksi yang dalam, secara valuasi IHSG saat ini diperdagangkan pada level yang cukup jauh di bawah rata-rata kondisi normalnya," kata Agus.

Menurut dia, kondisi itu merupakan kesempatan yang baik bagi investor untuk melakukan akumulasi saham secara selektif, namun dengan tetap mengedepankan aspek kehati-hatian dengan terlebih dahulu memastikan kelayakan fundamental emiten.

Ketua ADPI Suheri dan Ketua ADPLK Nur Hasan Kurniawan juga sepakat untuk masuk ke dalam bursa perdagangan segera. Sebagai pengelola dana publik dengan durasi jangka panjang, ADPI dan ADPLK yakin bahwa dana yang akan digelontorkan nantinya akan mendapatkan hasil yang menguntungkan bagi para pesertanya. Industri dana pensiun saat ini mengelola aset sebesar Rp 289 triliun per Desember 2019.

“Kondisi saat ini sebetulnya waktu yang sangat tepat untuk masuk di bursa, kami bertiga tidak mau kehilangan momentum untuk masuk ke pasar. Jangan dilihat kondisi pasar sekarang, tapi long time horizon sesuai profil dana kita," ujar Suheri.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, sudah waktunya investor domestik memegang kendali pasar modal dalam negeri. Seluruh investor domestik perlu bahu membahu agar bisa menjadi tuan di negeri sendiri.

Terlebih, kata Inarno, karena belajar dari pengalaman terdahulu, jika IHSG tertekan karena kondisi kejadian luar biasa seperti wabah ini, nantinya pasti akan terjadi pemulihan atau recovery. "Seperti kata pepatah, badai pasti berlalu."

ANTARA

Berita terkait

Paritrana Award BPJS Ketenagakerjaan Masuk Tahap Wawancara Nasional

1 hari lalu

Paritrana Award BPJS Ketenagakerjaan Masuk Tahap Wawancara Nasional

Paritrana Award merupakan apresiasi untuk mendorong terwujudnya universal coverage perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Kematian Sebesar Rp391 Juta

2 hari lalu

BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Kematian Sebesar Rp391 Juta

Santunan kepada 2 ahli waris karyawan BTPN Syariah yang meninggal dunia karena musibah kecelakaan

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi BPJS Ketenagakerjaan dan Perumnas Penuhi Kebutuhan Rumah Bagi Pekerja

3 hari lalu

Kolaborasi BPJS Ketenagakerjaan dan Perumnas Penuhi Kebutuhan Rumah Bagi Pekerja

BPJS Ketenagakerjaan bersama Perum Perumnas menjalin sinergi dalam penyediaan hunian yang layak bagi pekerja.

Baca Selengkapnya

5 Perbedaan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan

5 hari lalu

5 Perbedaan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan

Ini perbedaan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dilihat dari pengertian, tujuan, manfaat, kepesertaan, hingga besaran iuran.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

10 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Panduan Singkat Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian BPJS Ketenagakerjaan

10 hari lalu

Panduan Singkat Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian BPJS Ketenagakerjaan

Negara memberikan perlindungan melalui program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM)

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

11 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya