Chatib Basri: Social Distancing Buat Insentif Fiskal Tak Efektif

Senin, 16 Maret 2020 10:20 WIB

Chatib Basri. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan anjuran pemerintah agar dilakukan langkah social distancing akan berpengaruh kepada situasi ekonomi dan juga efektifitas kebijakan fiskal.

"Jika orang mengurangi aktifitas nya termasuk pergi berbelanja, menghindari keramaian, kontak people to people, maka pola kebijakan yang tujuannya mendorong permintaan melalui belanja tidak akan efektif," ujar Chatib seperti dikutip dari status akun Facebook-nya, Ahad, 15 Maret 2020.

Pernyataan Chatib menanggapi imbauan pemerintah agar masyarakat melakukan social distancing. Salah satunya adalah kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo yang mengizinkan pegawai ASN di kementerian dan lembaga untuk bekerja dari rumah di tengah maraknya wabah virus Corona. “Untuk mencegah penyebaran Covid-19, ASN dibolehkan bekerja dari rumah,” kata Tjahjo kepada Tempo, Ahad, 15 Maret 2020.

Setiap pejabat pembina kepegawaian (PPK) diharapkan dapat menetapkan mekanisme kerja akuntabel, yang memungkinkan pegawai bekerja dari rumah. Berdasarkan mekanisme tersebut, kata Tjahjo, PPK melakukan assessment dan menetapkan siapa pegawai yang bisa bekerja dari rumah dan yang tetap harus masuk kantor.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya juga mengimbau masyarakat untuk melakukan social distancing measure dalam rangka pencegahan penyebaran virus Corona. Imbauan tersebut ia sampaikan dalam pesan suara pada Ahad, 15 Maret 2020.

Advertising
Advertising

“Yaitu menjaga jarak antar warga. Mengurangi perjumpaan, menghindari kontak fisik, menjauhi tempat2 berkumpul orang banyak,” kata Anies dalam rekaman suara tersebut.

Menurut Anies, hal itu perlu dilakukan lantaran penyebaran Covid-19 terjadi lewat interaksi dari orang ke orang. Untuk itu, Anies mengeluarkan tujuh poin imbauan kepada warga DKI Jakarta.

"Jangan keluar rumah kecuali amat penting. Sebisa mungkin kerjakan pertemuan secara jarak jauh. Hindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi wahana penularan, misalnya kawasan penuh pengunjung atau kegiatan yang berdiri dan duduknya saling berdekatan," ujar Anies.

<!--more-->

Lebih jauh Chatib menjelaskan, meskipun memiliki uang, orang akan mengurangi aktifitas belanjanya. "Pola belanja akan bergeser kepada online. Namun tentu ini jumlahnya juga relatif terbatas, karena barang online juga akan tergantung kepada pasokan," tuturnya.

Bila pasokan terganggu akibat aktifitas bekerja terbatas, menurut Chatib, maka upaya mendorong permintaan melalui fiskal juga terbatas. Oleh karena itu, ia menilai bentuk fiskal stimulus juga harus diubah sesuai kondisi agar lebih efektif.

Ia lalu mengusulkan lebih baik pemerintah mengalokasikan fiskalnya untuk program kesehatan. Hal ini didasari atas aktifitas ekonomi akan terganggu akibat berkurangnya interaksi masyarakat. "Misalnya memastikan bila penderitanya COVID-19 menjadi masif, cukup rumah sakit," ucap Chatib.

Selain itu, harus dipastikan kondisi cukup dokter, cukup obat, cukup asuransi bagi penderita. Sehingga negara bisa menanggung. "Setelah kondisi bisa diatasi, dan aktifitas menjadi normal, di mana interaksi terjadi, baru lakukan demand management lagi melalui fiskal," katanya.

Chatib juga menekankan pemerintah harus memastikan bahwa kelompok menengah bawah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. "Mungkin karena terganggunya aktifitas ekonomi, program seperti PKH, BNPT, BLT, Pra Kerja menjadi penting," tuturnya.

Karena besarnya kebutuhan dana ini, Chatib menilai pemerintah perlu melakukan relokasi untuk belanja yang kurang penting, atau bukan prioritas, selain tentunya menaikkan defisit anggaran lebih tinggi.

Hal lainnya yang juga amat penting, menurut Chatib, adalah pemerintah wajib memastikan bahwa stok makanan terkendali. Sebab, kenaikan harga akibat tidak tersedianya stok pangan akan menimbulkan kepanikan. "Setelah situasi kembali normal, barulah standard counter cyclical fiscal monetary untuk mendorong aggregate demand bisa dijalankan dan efektif," ujarnya.

FRISKI RIANA | ADAM PRIREZA

Berita terkait

Laba JPMorgan Chase Pada Triwulan pertama 2024 Rp 216,3 Triliun, Ini Profil Perusahaan yang Berdiri Sejak 1872

17 hari lalu

Laba JPMorgan Chase Pada Triwulan pertama 2024 Rp 216,3 Triliun, Ini Profil Perusahaan yang Berdiri Sejak 1872

Berikut profil JPMorgan Chase yang alami kenaikan 6 persen dalam triwulan pertama 2024 setara Rp 216,3 triliun. Usia perusahaan ini sudah 152 tahun.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

36 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Tekan Laju Inflasi, Pemprov Sumut Gencarkan Pasar Murah, Tanam Sayur dan Cabai hingga Mudik Gratis

43 hari lalu

Tekan Laju Inflasi, Pemprov Sumut Gencarkan Pasar Murah, Tanam Sayur dan Cabai hingga Mudik Gratis

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara optimistis bisa menjaga inflasi di antaranya dengan meminta semua kepala daerah menggelar pasar murah.

Baca Selengkapnya

Cek Harga ke Pasar: Cabai Merah Keriting Rp 120.000 per Kg, Tomat di Atas Rp 30.000 per Kg

48 hari lalu

Cek Harga ke Pasar: Cabai Merah Keriting Rp 120.000 per Kg, Tomat di Atas Rp 30.000 per Kg

Seorang pedagang di Pasar Serpong memutuskan untuk tidak menjual tomat sementara waktu. Pembeli stres karena semua mahal.

Baca Selengkapnya

Harga Daging Ayam Hingga Daging Sapi di Pasar Serpong Kompak Naik

49 hari lalu

Harga Daging Ayam Hingga Daging Sapi di Pasar Serpong Kompak Naik

Harga daging sapi, ayam, dan ikan laut di Pasar Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengalami kenaikan yang signifikan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

50 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

51 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

56 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Tiga Nama Digadang-gadang Calon Menteri Keuangan Kabinet Prabowo Nanti, Berikut Profilnya

57 hari lalu

Tiga Nama Digadang-gadang Calon Menteri Keuangan Kabinet Prabowo Nanti, Berikut Profilnya

Profil Kartika Wirjoatmodjo, Darmawan Junaidi, dan Chatib Basri disebut-sebut Menteri Keuangan di rezim Prabowo nanti. Siapa mereka?

Baca Selengkapnya

Kenaikan Harga Komoditas Pangan Kerap Terjadi Jelang Ramadan, Tahun Ini Beras Lebih Cepat

27 Februari 2024

Kenaikan Harga Komoditas Pangan Kerap Terjadi Jelang Ramadan, Tahun Ini Beras Lebih Cepat

Sejumlah komoditas pangan kerap alami kenaikan harga jelang Ramadan. Namun kenaikan harga beras lebih cepat tahun ini.

Baca Selengkapnya